RAKYATKU.COM - Menristek/Kepala BRIN Bambang Brodjonegoro meninjau penggunaan GeNose karya UGM untuk skrining corona di Stasiun Senen. GeNose merupakan salah satu produk inovasi Konsorsium Riset dan Inovasi COVID-19 yang berada di bawah koordinasi Kemenristek/BRIN.
"Hasil tes dari GeNose tergolong cepat, yaitu kurang dari 3 menit dan alat ini bisa digunakan sebanyak lebih dari 100 ribu kali. GeNose memiliki tingkat akurasi 93 - 95% dengan sensitivitas 89 - 92% dan spesifitas 95 - 96%," kata Bambang dalam keterangannya, Rabu (3/2).
Alat skrining ini mendeteksi VOC atau Volatile Organic Compound yang terkandung dalam hembusan napas seseorang. Bambang pun meyakini sensitivitas alat ini baik.
Baca Juga : Deteksi Covid 19, Pemkot Makassar Beri Bimbingan Teknis Tenaga Layanan GeNose C19
'Dan alat ini mampu mendeteksi seseorang yang baru 2 hari terpapar COVID-19, sedangkan tes PCR atau rapid antigen belum mampu mendeteksi pada periode yang sama," ungkapnya dikutip dari kumparan.
Namun, perlu ditegaskan bahwa GeNose ini digunakan sebagai alat penyaringan (screening) atau pemeriksaan utama. Bukan sebagai alat Gold Standard untuk diagnosis Covid-19 seperti swab PCR.
Oleh karena itu jika hasil tes skrining GeNose seseorang positif, perlu dilakukan tes PCR untuk memastikan apakah seseorang itu terjangkit atau tidak agar hasil tes PCR lebih akurat," tutupnya.
Baca Juga : Apresiasi Inovasi UGM, Moeldoko Langsung Coba GeNose C19
GeNose akan digunakan di 2 stasiun pada 5 Februari. Yakni di Stasiun Senen dan Stasiun Yogyakarta.