RAKYATKU.COM - Dua anggota paling senior kongres Amerika Serikat (AS) dari Partai Demokrat, Kamis (7/1/2021) waktu setempat, menyerukan agar Presiden Donald Trump segera dicopot dari jabatannya dengan 13 hari tersisa dalam masa kepresidenannya.
Seruan itu muncul usai Trump mendesak kerumunan pendukung yang marah untuk berunjuk rasa di gedung kongres Capitol, di mana mereka menyerbu gedung itu.
"Apa yang terjadi di Capitol kemarin adalah pemberontakan melawan Amerika Serikat yang dihasut oleh presiden," kata Senator Chuck Schumer dari New York. "Satu hari lagi pun presiden ini seharusnya tidak boleh menjabat."
Baca Juga : AS Kirim VAMPIRE ke Ukraina
Schumer, yang akan segera menjadi pemimpin mayoritas Senat, mengatakan cara tercepat dan paling efektif untuk menggulingkan Trump dari Gedung Putih.
Hal itu terjadi jika Wakil Presiden Mike Pence dan mayoritas anggota Kabinet Trump menggunakan Amandemen ke-25 Konstitusi AS untuk menyatakan bahwa dia tidak berdaya dan tidak dapat melanjutkan jabatannya.
“Itu bisa dilakukan hari ini,” kata Schumer. “Jika wakil presiden dan Kabinet menolak untuk bertindak, Kongres harus bersidang kembali untuk mendakwa presiden.”
Baca Juga : Penembakan Massal Terjadi di Berbagai Kota AS, Lebih dari 12 Orang Tewas
Sejumlah anggota Kongres lainnya, termasuk Ketua DPR Nancy Pelosi, juga menyerukan agar Trump dicopot melalui penggunaan ketentuan konstitusi atau pemakzulannya untuk kedua kalinya, meskipun Presiden terpilih Joe Biden akan menjabat pada 20 Januari.
“Meskipun hanya tersisa 13 hari, hari apa pun bisa menjadi pertunjukan horor bagi Amerika,” kata Pelosi, seraya menyebut tindakan Trump yang memicu penyerbuan ke Capitol sebagai tindakan menghasut.
Pelosi pada konferensi pers menuding beberapa anggota Kabinet secara individu dan mempertanyakan mengapa mereka tidak mau campur tangan.
Baca Juga : Kremlin Tuduh AS Terlibat dalam Dugaan Upaya Pembunuhan Putin
“Apakah mereka siap untuk mengatakan selama 13 hari ke depan orang berbahaya ini dapat menyerang demokrasi kita?” kata Pelosi tentang Kabinet.
Sumber: VOA Indonesia