Kamis, 07 Januari 2021 14:03
Donald Trump
Editor : Fathul Khair Akmal

RAKYATKU.COM - Twitter menghapus tiga cuitan dari akun Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada Rabu, 6 Januari 2021 waktu setempat. Perusahaan milik Mark Zuckerberg ini juga menangguhkan selama 12 jam setelah Trump terus membuat unggahan mengenai teori konspirasi seputar pemilihan umum setelah massa menyerbu Capitol, gedung Senat Amerika.

 

Bahkan Twitter melayangkan peringatan jika terjadi pelanggaran lebih lanjut atas aturan dari platform tersebut, akan menutup akun Trump secara permanen. Peringatan tersebut tertera pada akun Trump.

Satu dari beberapa cuitan Trump adalah videonya yang terus mengulangi klaim tanpa dasar bahwa proses pemilu telah direbut darinya dan meminta para pendukungnya untuk membubarkan diri setelah kekerasan meletus di Capitol. Dia menyatakan hukum dan ketertiban tetap dibutuhkan serta mencintai para pendukungnya.

Baca Juga : Rincian Kasus yang Didakwakan Terhadap Donald Trump

Langkah keras juga ditempuh Facebook dan YouTube yang menghapus video dari akun Trump. Facebook menyatakan akan memblokir akun tersebut selama 24 jam karena telah melanggar dua kebijakan.

 

Twitter menghapus unggahan Trump setelah awalnya melarangnya di-retweet atau dibalas. Itu telah menambahkan tag ke posting yang berbunyi, " Klaim penipuan pemilu ini disengketakan, dan Tweet ini tidak dapat dibalas, di-retweet, atau disukai karena risiko kekerasan."

Twitter juga menghapus tweet berikutnya oleh Trump. Lewat salah satu akunnya, Twitter menyatakan jika Trump menghapus tweet tersebut, akunnya akan terbuka.

Baca Juga : Akun Instagram dan Facebook Donald Trump akan Dipulihkan

Namun demikian, akun resmi pemerintah Trump di Twitter, yang tidak dia gunakan sesering akun pribadinya, tetap aktif.

Pencopotan tersebut merupakan langkah dramatis mengingat keraguan masa lalu untuk mengekang pidato tokoh politik, seperti presiden. Twitter dan Facebook telah menempatkan label verifikasi fakta pada beberapa unggahan Trump di masa lalu ketika mereka memasukkan informasi pelanggaran.


Dalam sebuah pernyataan, YouTube mengatakan video Trump melanggar kebijakan mengenai konten yang menuduh penipuan atau kesalahan yang meluas mengubah hasilnya. Sementara Facebook menyatakan, " Protes kekerasan di Capitol hari ini adalah aib. Kami melarang hasutan dan seruan untuk kekerasan di platform kami. Kami secara aktif meninjau dan menghapus konten yang melanggar aturan ini."

Baca Juga : Maut Mengintai Jenderal Marinir Amerika

Vice President of Integrity Facebook, Guy Rosen, membuat cuitan terkait kebijakan Facebook. Dia menyebut situasi saat ini adalah darurat.

" Ini adalah situasi darurat dan kami mengambil tindakan darurat yang sesuai, termasuk menghapus video Presiden Trump. Kami menghapusnya karena kami yakin hal itu berkontribusi, alih-alih mengurangi risiko kekerasan yang sedang berlangsung," cuit dia.

Tim keamanan Twitter mengeluarkan peringatan yang menyatakan seruan untuk melakukan kekerasan adalah pelanggaran terhadap aturan mereka.

Baca Juga : Trump Sebut Biden Gagal Hentikan Krisis Ukraina karena Takut Nuklir Rusia

" Sehubungan dengan situasi yang sedang berlangsung di Washington, D.C., kami bekerja secara proaktif untuk melindungi kesehatan percakapan publik yang terjadi di layanan tersebut dan akan mengambil tindakan terhadap konten apa pun yang melanggar Peraturan Twitter," demikian pernyataan itu.

Sumber: CNBC