Senin, 04 Januari 2021 13:51
dr Wachyudi Muchsin, Humas IDI Kota Makassar.
Editor : Nur Hidayat Said

RAKYATKU.COM - Penyebaran COVID-19 masih menjadi momok di tengah masyarakat. Hingga saat ini, pemerintah dan semua kalangan terus melakukan langkah penanganan.

 

Di Kota Makassar, perpanjangan pemberlakuan jam malam dilakukan untuk menekan penyebaran COVID-19. Hal ini dilakukan karena jumlah pasien terkonfimasi positif di Provinsi Sulawesi Selatan mengalami penambahan.

"Rata-rata 600 kasus baru setiap hari, dengan jumlah secara akumulasi sebanyak 32.187 kasus. Kota Makassar memberikan kontribusi terbanyak yakni 376 pasien baru. Ini sangat mengerikan," kata dr Wachyudi Muchsin, Humas IDI Kota Makassar, Senin (4/1/2021).

Baca Juga : Koalisi Organisasi Profesi Kesehatan di Makassar Desak Omnibus Law RUU Kesehatan Dikeluarkan Dari Prolegnas

Dokter Wachyudi mengungkapkan, hal ini merupakan akumulasi dari aktivitas dan mobilitas yang terjadi sepanjang akhir 2020 ini. "Akumulasi peningkatan (Covid-19) karena aktivitas dan mobilitas yang terjadi belakangan ini, seperti berlibur, pilkada serentak Desember 2020 lalu, dan aktivitas berkumpul bersama teman dan keluarga yang tidak serumah," ungkapnya.

 

Dia juga mengatakan, salah satu faktor untuk mencegah meningkatnya jumlah kasus adalah upaya yang dilakukan Pemerintah Kota Makassar dengan terus masif melakukan pelacakan dan tes COVID-19 di tengah masyarakat. Ini diharapkan bisa memutus mata rantai penyebaran.

"Testing swab (tes usap) massal berjalan dengan baik di Pemkot Makassar sehingga bisa dilakukan tracing dan treatment yang maksimal," bebernya.

Baca Juga : Kasus Covid-19 Indonesia Meningkat Lagi, Kini Total 6.080.451

IDI Makassar pun meminta masyarakat tidak menganggap remeh COVID-19. Hal ini karena okupansi ruang isolasi di Makassar hampir penuh, yakni sudah di atas 85 persen. Sementara itu, ICU di atas 80 persen. Daerah-daerah lain pun demikian.

Tingginya penularan COVID-19 di Indonesia, sambung dr Wachyudi, juga bisa dilihat positivity rate yang mencapai 29,5 persen. Data harian positivity rate Indonesia ini, sudah lima kali lipat melebihi standar yang ditetapkan Badan Kesehatan Dunia PBB (WHO), yakni 5 persen.

"Untuk itu, perlu selalu senantiasa menerapkan 3 M, yakni konsisten pakai masker, jaga jarak, dan cuci tangan. Inilah kunci efektif menekan penyebaran COVID-19," paparnya.

Penulis : Syukur