Jumat, 25 Desember 2020 11:49
Ilustrasi
Editor : Fathul Khair Akmal

RAKYATKU.COM - Vaksin covid-19 yang dikembangkan oleh Sinovac Biotech dari Tiongkok diumumkan kemanjurannya mencapai 91,25 persen. Ini dapat dari hasil data sementara uji Fase Tiga di Turki dan berpotensi lebih baik daripada uji yang dilakukan di Brasil.

 

Sebelumnya para peneliti di Brasil menyebutkan bahwa hasil uji Fase Tiga yang sudah rampung, mengatakan kemanjuran vaksin ini mencapai lebih dari 50 persen. Tetapi hasil akhir dari uji tersebut diminta untuk ditunda diumumkan hingga Januari 2021, untuk gabungkan data dari Indonesia dan Turki.

Sementara peneliti Turki mengatakan, pada Kamis 24 Desember 2020 bahwa tidak ada efek samping utama yang terlihat selama percobaan mereka, selain dari satu orang yang memiliki reaksi alergi.

Baca Juga : Lawan Varian Omicron, Penerima Vaksin Sinovac Butuh 2 Kali Booster Pfizer

“Efek samping yang umum disebabkan oleh vaksin tersebut adalah demam, nyeri ringan dan sedikit kelelahan,” kata peneliti Turki, seperti dikutip ABC News, Jumat 25 Desember 2020.

 

“Uji coba (vaksin CoronaVac) Turki dimulai pada 14 September dan telah melibatkan lebih dari 7.000 sukarelawan. Hasil yang diumumkan pada Kamis didasarkan pada data dari 1.322 orang,” imbuh para peneliti.

Sinovac adalah pembuat vaksin Tiongkok pertama yang merilis rincian dari uji klinis tahap akhir, mengikuti hasil positif dari produk saingan yang dikembangkan oleh Pfizer, Moderna dan AstraZeneca bulan lalu.

Baca Juga : Akui Vaksin Sinovac dan Sinopharm Kurang Efektif, China Kini Kembangkan Booster Setelah Pelanggan Beralih

Para peneliti Turki, berbicara bersama Menteri Kesehatan Fahrettin Koca mengatakan, 26 dari 29 orang yang terinfeksi selama uji coba diberi plasebo. Kemudian uji coba akan berlanjut hingga 40 orang menjadi terinfeksi.

"Kami sekarang yakin bahwa vaksin itu efektif dan aman (untuk digunakan) pada orang-orang Turki," kata Koca, seraya menambahkan Ankara akan menggunakan data untuk melisensikan vaksin tersebut.

Dia juga mengatakan bahwa para peneliti pada awalnya berencana untuk mengumumkan hasil setelah 40 orang terinfeksi, tetapi temuan tersebut menunjukkan bahwa para sukarelawan memiliki efek samping yang minimal setelah suntikan dan karena itu dianggap aman.

Baca Juga : WHO Akhirnya Setujui Penggunaan Vaksin Covid-19 Sinovac

“Meski berisiko, kami melihat gambaran yang sangat ringan di mana tiga orang (lakukan tes covid-19) PCR positif, tanpa demam atau masalah pernapasan. Kami dapat dengan mudah mengatakan bahwa meski berisiko, ketiga orang itu terinfeksi dengan sangat ringan,” tutur Koca.

Turki telah setuju untuk membeli 50 juta dosis suntikan Sinovac dan menerima pengiriman pada 11 Desember, tetapi pengiriman ditunda. Namun Koca mengatakan tiga juta dosis akan tiba pada Senin, menambahkan bahwa Turki akan memvaksinasi sekitar sembilan juta orang pada kelompok pertama, dimulai dengan petugas kesehatan.

Sinovac juga telah menandatangani kesepakatan pasokan untuk vaksinnya, dengan negara-negara termasuk Indonesia, Brasil, Chile dan Singapura, dan sedang bernegosiasi dengan Filipina dan Malaysia.

Baca Juga : Tahap Ketujuh, 16 Juta Dosis Bahan Baku Vaksin Sinovac Tiba di Indonesia

CoronaVac telah diberikan kepada puluhan ribu orang di bawah program penggunaan darurat Tiongkok yang diluncurkan pada Juli dengan menargetkan kelompok tertentu dengan risiko infeksi tinggi. Vaksin ini didasarkan pada teknologi vaksin tradisional yang menggunakan virus korona yang tidak aktif yang tidak dapat bereplikasi di dalam sel manusia untuk memicu respons kekebalan.

Sebelumnya vaksin yang dikembangkan oleh Pfizer-BioNTech dan Moderna menggunakan teknologi baru yang disebut RNA utusan sintetis (mRNA) untuk mengaktifkan sistem kekebalan terhadap virus. Vaksin mereka membutuhkan penyimpanan yang jauh lebih dingin.

Vaksin Pfizer adalah suntikan covid-19 pertama yang sepenuhnya teruji dengan peluncuran sudah berlangsung di Inggris dan Amerika Serikat.

Baca Juga : Vaksin Covid-19 Sinovac Diklaim Aman untuk Anak-Anak Mulai Usia 3 Tahun

Koca mengatakan Turki akan menandatangani kesepakatan dengan Pfizer-BioNTech untuk 4,5 juta dosis vaksin mereka yang akan dikirim pada akhir Maret, dengan opsi untuk membeli 30 juta dosis lagi nanti.

Dokter Iftihar Koksal, spesialis penyakit menular dan mikrobiologi klinis, mengatakan setidaknya 75 persen dari populasi harus divaksinasi untuk mengurangi penularan virus secara signifikan.

"Telah terbukti tidak ada efek samping yang fatal karena (pengujian) itu dilakukan pada ribuan orang di seluruh dunia," kata Koksal tentang Sinovac.

Menurut data Kementerian Kesehatan Turki, pada Kamis, jumlah kematian Turki akibat virus korona naik 254 menjadi 19.115. Sementara jumlah total infeksi covid-19 naik sebesar 18.102.

sumber: medcom.id

BERITA TERKAIT