Kamis, 24 Desember 2020 22:02
Diego Maradona semasa hidup. (Foto: Economic Times)
Editor : Nur Hidayat Said

RAKYATKU.COM - Jasad Diego Maradona sempat diangkat lagi untuk autopsi demi mengetahui persis penyebab kematiannya.

 

Maradona mengembuskan napas terakhir pada 25 November 2020 akibat henti jantung. Legenda sepak bola Argentina itu tutup usia di umur 60 tahun.

Sempat ada tanda tanya dari penyebab kematian Maradona, terlebih beberapa pekan sebelum meninggal dia menjalani operasi pendarahan di otak. Menariknya, kematian Maradona jauh dari sakitnya pada otak.

Baca Juga : Leandro Paredes dan Cristian Romero Antar Argentina Menang 2-0 atas Indonesia

Jasad mantan pemain Napoli dan Barcelona itu lantas diautopsi. Sebelumnya, jasad Maradona sudah sempat dimakamkan sehingga kemudian mesti diangkat lagi dari tempat persemayaman terakhirnya.

 

"Tidak ada obat (ilegal)," kata seorang pejabat pengadilan yang dikutip dari ABC, mengenai hasil autopsi Maradona.

Maradona memang punya pengalaman dengan obat-obatan medis karena sempat meminum tujuh jenis obat berbeda untuk mengobati depresi, kecemasan, dan penyakit lainnya. Di masa lalu, Maradona bahkan dikenal sebagai sosok yang dekat dengan narkotika dan obat-obatan terlarang.

Baca Juga : Jordi Amat dan Lionel Messi Siap Reuni di Stadion Utama Gelora Bung Karno Jakarta

Autopsi itu didasarkan pada sampel darah dan urine. Kepolisian ilmiah Buenos Aires, mengatakan Maradona memiliki masalah dengan ginjal, jantung, dan paru-parunya.

"Edema paru akut sekunder akibat gagal jantung kronis yang diperburuk dengan kardiomiopati dilatasi," tulis keterangan kepolisian.

Maradona kabarnya dipindahkan tempat pemakamannya. Maradona juga meminta supaya dirinya diawetkan apabila meninggal dunia dan tubuhnya disimpan di sebuah museum di Argentina.