RAKYATKU.COM - Disfungsi ereksi bisa menjadi salah satu komplikasi virus corona Covid-19. Hal ini dinyatakan oleh pakar penyakit menular Dena Grayson, MD, mengatakan kepada stasiun TV Chicago NBCLX pada Jumat (4/12/2020).
"Kami sekarang tahu bahwa orang dapat memiliki efek kesehatan jangka panjang dari virus ini, komplikasi neurologis dan sekarang pria dapat memiliki masalah jangka panjang disfungsi ereksi" kata Dr. Grayson seperti yang dikutip dari Health.
Melansir dari Health, sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal of Endocrinological Investigation meneliti efek Covid-19 pada kesehatan seksual dan reproduksi pria. Studi tersebut menemukan korelasi antara penyintas virus corona dan disfungsi ereksi.
Baca Juga : Wali Kota Makassar Ingatkan Varian Baru Covid-19
"Penelitian kami menunjukkan bahwa disfugsi ereksi adalah penanda biologis yang sempurna untuk kesehatan fisik dan psikologis secara umum," kata penulis studi Emmanuele A. Jannini, MD, profesor endokrinologi dan seksologi medis di departemen sistem kedokteran di Universitas Roma Tor Vergata dilansir dari suara.com.
Meski belum diketahui penyebab pastinya, para ahli mempresiksi bahwa berbagai faktor dapat menyebabkan potensi timbulnya disfungsi ereksi setelah mengalami Covid-19.
"Pada banyak orang, kerusakan tubuh yang terjadi akibat Covid-19 bukan dari virus itu sendiri tetapi dari respons tubuh terhadap virus yang memicu hiperinflamasi," ujar Mike Bohl, MD, MPH , dari Roman klinik kesehatan pria digital, mengatakan kepada Health.
Baca Juga : Waspada! COVID-19 Varian XBB Terdeteksi di Indonesia
Hiperinflamasi dapat menyebabkan pembentukan gumpalan darah kecil serta pembengkakan endotel lapisan pembuluh darah.
“Disfungsi endotel ini, ditambah dengan adanya gumpalan darah yang pada akhirnya mengganggu aliran darah yang berpengarung pada ereksi,” jelas Dr. Bohl.
Kesehatan yang buruk secara keseluruhan bisa menjadi faktor penyebabnya disfungsi ereksi, bahkan termasuk kesehatan mental. Pria dengan kesehatan yang buruk lebih mungkin mengembangkan disfungsi ereksi dan juga mengalami komplikasi terkait Covid-19.
Baca Juga : Berlaku 17 Juli 2022, Kemenhub Terbitkan Surat Edaran Perjalanan Dalam dan Luar Negeri
"Disfungsi ereksi adalah gangguan fisiologis dan psikologis yang kompleks," kata Jesse N. Mills, MD, profesor klinis urologi dan direktur Klinik Pria di UCLA kepada Health.
"Seorang pria harus memiliki fungsi saraf yang baik, kadar hormon (testosteron), aliran darah yang cukup, dan keinginan untuk ereksi yang normal," imbuhnya.