Jumat, 11 Desember 2020 22:02
Editor : Alief Sappewali

RAKYATKU.COM,MAKASSAR -- Program Studi Teknik Kardiovaskuler Universitas Megarezky (Unimerz) Makassar menjadi rujukan bagi Politeknik Kesehatan (Poltekes) Kementerian Kesehatan Yogyakarta, untuk membuka program studi yang sama.

 

Hal ini dibuktikan dengan kunjungan rombongan Politeknik Kesehatan Yogyakarta (Polkesyo) ke Unimerz untuk melakukan kaji banding pembukaan prodi D3 Teknik Kardiovaskuler.

Memang, di Indonesia saat ini hanya ada dua kampus saja yang memiliki program studi Teknik Kardiovaskuler, yaitu Unversitas Hamka Jakarta dan Universitas Megarezky Makassar.

Baca Juga : Gelar Kuliah Umum, Unimerz Hadirkan Rektor UGM Sekaligus Ketua Forum Rektor Indonesia

Hal itu juga disampaikan langsung Sekretaris Yayasan Pendidikan Islam (YPI) Megarezky, Bahri Majid, SE, MM, saat menyambut kedatangan rombongan Poltekes Kemenkes Yogyakarta, di ruang rapat rektorat Unimerz.

 

"Kita di Unimerz ini memang punya prodi yang langka. Hanya ada dua di Indonesia, yaitu Prodi Teknik Kardiovaskuler. Tentu ini menjadi hal yang akan kita tingkatkan lagi ke depannya, demi menjamin kualitas pelayanan di masyarakat," jelasnya.

Baca Juga : Unimerz Laksanakan Kegiatan Pengabdian Masyarakat di Balai Lansia Gowa

Hal itu pula yang menjadi salah satu alasan Poltekes Kemenkes Yogyakarta memilih Unimerz sebagai tempat kaji banding.

"Kami ke sini karena memang Unimerz jadi salah satu kampus yang punya prodi ini. Di Indonesia kan cuma dua. Makanya kita rela jauh-jauh ke sini untuk belajar," ujar Kepala Pusat Pengembangan Pendidikan dan Pelatihan Poltekes Kemenkes Yogyakarta, Ida Mardalena, kepada awak media, Jumat (11/12/2020) pagi.

Lebih jauh Ida mengatakan, pengalaman dari kunjungannya ke Unimerz ini bakal ia gunakan sebagai panduan untuk membuka prodi Teknik Kardiovaskuler di Poltekes Kementerian Yogyakarta.

Baca Juga : Pengalaman Pertama Assesmen Lapangan Secara Daring, Unimerz Yakin Hasilnya Maksimal

"Kita dapat banyak hal di sini. Tentu kami akan jadikan pengalaman di sini sebagai rujukan untuk membangun Teknik Kardiovaskuler di Yogya," bebernya.

Ida juga menegaskan pentingnya ilmu tentang jantung tersebut bagi masyarakat. Hal itulah yang melatarbelakangi kunjungannya ke Unimerz untuk belajar banyak hal dalam proses pembukaan prodi baru mereka.

"Tentu sangat penting ya. Karena ini disiplin ilmu yang dibutuhkan semua rumah sakit di Indonesia yang memiliki prosedur invasif dan non invasif untuk perawatan jantung."

Baca Juga : Dies Natalis Ke-2, Unimerz Beri Apresiasi kepada Dosen dan Staf Berprestasi yang Dorong Kemajuan Kampus

"Jadi semua dokter jantung yang melakukan perawatan invasif ataupun non invasif butuh asistensi atau teknisi yang mengurusi masalah perawatan, dan ini belum banyak, baru dua di Indonesia. Makanya kita mau buka juga," jelasnya.

Sementara Rektor Unimerz, Prof Dr dr Ali Aspar Mappahya, mengaku sangat senang atas kunjungan dan kepercayaan pihak Poltekes Kementerian Kesehatan Yogyakarta yang mau menjadikan Unimerz sebagai rujukan belajar.

"Selamat datang ke tempat kami. Tentu kami sangat bersyukur dan berterima kasih kepada Poltekes Kemenkes Yogyakarta karena sudah jauh-jauh dari Yogyakarta ke Unimerz untuk kaji banding ini," buka Ali Aspar.

Baca Juga : Gelar Konferensi Internasional, Unimerz Hadirkan Pembicara dari Empat Negara

"Semoga apa yang kami miliki di sini bisa dimakasimalkan sebagai bahan rujukan pembukaan prodi Teknik Kardiovaskuler di Poltek Kemenkes Yogyakarta," lanjutnya.

Prodi Teknik Kardiovaskuler Unimerz sendiri memiliki usia yang masih tergolong muda, sebab baru berdiri di tahun 2015 lalu. Akan tetapi, dukungan dari pihak Yayasan untuk terus berkembang menjadi salah satu faktor penunjang berkembangnya kampus.

Bahkan, mereka telah melahirkan sejumlah alumni, dan mayoritas dari alumni mereka sudah terserap di dunia kerja. Sebab, skil yang dimiliki oleh alumni Kardiovaskuler masing sangat jarang.

Hal ini ditegaskan oleh Wakil Rektor IV Bagian Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat, Dr Hairuddin Kudding, saat ditemui awak media pasca kegiatan kaji banding berlangsung.

"Tahun 2013 itu kami mengusulkan pembukaan prodi itu. Nah tahun 2015 kami resmi buka. Kita menunggu dua tahun untuk keluarnya SK itu. Jadi memang masih muda," ujar Hairuddin.

"Keunggulan kita juga ada banyak ya, selain prodi ini langka, memang kita punya kemampuan di situ. Dan pihak Yayasan juga sangat mendukung kita dalam kegiatan-kegiatan peningkatan kualitas kami. Bahkan alumni kami sudah terserap di sejumlah rumah sakit," lanjutnya.

Dengan begitu, Hairuddin berharap kerja sama antara Unimerz dan Poltekes Kemenkes Yogyakarta bisa berlanjut ke tahap yang serius dan berlangsung dalam jangka waktu yang lama.

TAG

BERITA TERKAIT