Selasa, 08 Desember 2020 21:02

Nurdin Abdullah Tunggu Juknis Vaksinasi Covid-19 di Sulsel

Fathul Khair Akmal
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Nurdin Abdullah
Nurdin Abdullah

Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel), Prof HM Nurdin Abdullah, mengungkapkan, masih menunggu petunjuk teknis (juknis) mengenai jatah vaksin siap pakai dari perusahaan biofarmasi asal Cina, Sinovac, yang jumlahnya mencapai 1,2 juta.

RAKYATKU.COM, MAKASSAR - Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel), Prof HM Nurdin Abdullah, mengungkapkan, masih menunggu petunjuk teknis (juknis) mengenai jatah vaksin siap pakai dari perusahaan biofarmasi asal Cina, Sinovac, yang jumlahnya mencapai 1,2 juta.

"Kita menunggu Juknis. Yang pasti, kita siapkan tempat pembekuan storage," kata Nurdin Abdullah, setelah memimpin rapat evaluasi Satgas Penanganan Covid-19 Sulsel, di Hotel Swiss Bell, Selasa, 8 Desember 2020.

Nurdin Abdullah meminta kepada Kepala Dinas Kesehatan Sulsel, dr Ichsan Mustari, agar menyiapkan terlebih dahulu data klinis masing-masing warga di Sulsel.

Baca Juga : Pemerintah Provinsi Terus Berupaya untuk Menurunkan Stunting di Sulsel

"Saya juga minta Kadis Kesehatan siapkan data kilinis masing-masing warga, dan mulai nanti kita coba buat programnya," ujarnya.

Mengenai siapa yang harus diprioritaskan, kata Nurdin, tetap masih menunggu juknis dari pemerintah pusat mengenai pembagian dan metode penetapannya.

"Siapa yang menjadi prioritas dulu, karena ada dua, silakan yang mau cepat ada vaksin mandiri, tapi kalau dari pemerintah tentu harus ikut aturan dari pemerintah," tutupnya.

Baca Juga : Evaluator Kemendagri Sebut Kinerja Prof Zudan di Sulsel Sangat Baik

Diketahui, sebanyak 1,2 juta dosis vaksin Sinovac siap suntik tiba di Indonesia. Berdasarkan data dari pemerintah pusat, nantinya akan ada 1,8 juta dosis vaksin siap suntik yang tiba di Indonesia pada Januari 2021.

Dan juga akan tiba 45 juta dosis bahan baku curah untuk pembuatan vaksin Covid-19. Sebanyak 45 juta dosis bahan baku itu akan tiba di Indonesia dalam dua tahap. (*)

#Pemprov Sulsel #Satgas Covid-19