Sabtu, 05 Desember 2020 18:02
Mohammad Ramdhan Pomanto berinteraksi dengan salah seorang warga.
Editor : Nur Hidayat Said

RAKYATKU.COM, MAKASSAR - Pasangan Mohammad Ramdhan Pomanto-Fatmawati Rusdi (Danny-Fatma) tak henti-hentinya mendapat tudingan dan serangan dari kubu rivalnya semenjak pilkada bergulir.

 

Bahkan, di masa tenang pun, Danny Pomanto dilaporkan ke polisi lagi oleh keluarga kandidat wali kota Munafri Arifuddin (Appi). Hanya beberapa hari berselang setelah lembaga survei merilis temuan riset terbarunya bahwa elektabilitas Danny-Fatma terus melejit jelang pencoblosan.

Ini bukan kali pertama kubu Appi melaporkan Danny-Fatma. Sebelumnya juga melaporkan dugaan bagi-bagi sembako. Bahkan sampai beredar wacana bahwa Danny-Fatma akan didiskualifikasi di Pilkada Makassar.

Baca Juga : Wali Kota Makassar Apresiasi Haters dalam Pengawalan Pemerintahan ADAMA

Namun, kebenaran menemukan jalannya sendiri. Danny-Fatma tidak terbukti sama sekali dari kasus yang dilaporkan kubu Munafri Arifuddin-Abdul Rahman Bando (Appi-Rahman).
Danny-Fatma lolos dari upaya didiskualifikasi dan pihak kepolisian menghentikan proses hukum kasus tersebut.

 

Pascalolos dari upaya diskualifikasi, Danny-Fatma kembali mendapat berbagai tudingan hoaks dan fitnah. Diembuskan secara masif. Bahkan mengangkat isu SARA melalui selebaran yang dibagi ke tempat-tempat umum.

Hanya, dari serangkaian tudingan hoaks dan fitnah itu, Danny maupun Fatma menanggapi dengan cara-cara yang sabar. Tidak terprovokasi apalagi sampai membalas dengan memunculkan hoaks dan fitnah pula. Memilih tetap konsisten menebar kebaikan.

Baca Juga : Isi Akhir Pekan di Pagi Hari, Danny-Fatma Kompak Gowes hingga Bantimurung

Kesabaran dan kedewasaan Danny-Fatma berpolitik, mendapat apresiasi dari elemen masyarakat. Tak heran, hasil survei terbaru lembaga profesional, elektabilitas duet ini terus melejit di posisi pertama. Angkanya menembus 45,9%. Jauh mengungguli Appi-Rahman dan dua pasangan lainnya.

Elektabilitas Danny-Fatma mengalami kenaikan sekira 5% dari survei sebelumnya. Saat itu berada di kisaran 40%. Tapi mendekati pencoblosan, pemilih yang dulunya belum menentukan pilihan, sebagian mantap mendukung Danny-Fatma.

“Salah satu yang membuat elektabilitas Danny-Fatma bertambah, karena pasangan ini konsisten di visi-misinya. Dan bisa jadi pasca-debat ketiga kemarin, swing voters sebagian bisa ke ADAMA,” kata Direktur Riset CRC, Muhammad Nur Hidayat, Sabtu (5/12/2020).

Baca Juga : Diwarnai Isak Tangis, Pidato Kerakyatan Danny-Fatma: Pilkada Sudah Lewat, Saatnya Bersatu Membangun Makassar

Sekadar diketahui, di posisinya yang terus diunggulkan memenangkan pertarungan, kubu tertentu terkesan masih mencari berbagai cara untuk menghentikan laju kemenangan Danny-Fatma, atau bagaimana menurunkan elektabilitasnya.

Terbaru, yakni melaporkan Danny ke Polda Sulsel terkait rekaman suara yang dituding menghina Jusuf Kalla. Padahal, rekaman yang beredar itu, suara yang mirip Danny hanya mengulangi isu nasional tersebut. Mengingat, jauh sebelum suara ini beredar, perbincangan itu menjadi konsumsi elite nasional dan dibahas di warkop.

Jika di rekaman suara itu benar adalah Danny, maka Danny bukan pada posisi sengaja menebar fitnah. Akan tetapi, mengutip konsumsi yang sudah jadi pembahasan nasional itu.

Baca Juga : Diiringi Lagu Nasional "Syukur", Danny-Fatma Resmi Jadi Wali Kota dan Wakil Wakil Kota Makassar

Namun, apa pun yang dialamatkan ke Danny, warga tak akan mudah percaya. Sebab sekali lagi, Danny memang sejak dahulu “ditarget” kubu tertentu agar tidak maju atau digagalkan menjadi wali kota. Mengingat Danny dikenal sebagai pemimpin yang tak bisa berkompromi dengan siapa pun yang ingin merampas hak-hak rakyat. (rls)