Kamis, 03 Desember 2020 18:01

Black Campaign Isu SARA Keterlaluan, Nyatanya Danny Lahir di Makassar, Appi di Majene

Nur Hidayat Said
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Mohammad Ramdhan Pomanto memasangkan masker kepada salah seorang warga.
Mohammad Ramdhan Pomanto memasangkan masker kepada salah seorang warga.

Mungkin tidak banyak yang mengetahui bahwa hanya Danny satu-satunya calon wali kota Makassar yang lahir di Makassar. Silakan cek biodata masing-masing kandidat. Danny lahir dan besar di lorong Makassar.

RAKYATKU.COM, MAKASSAR - Mohammad Ramdhan Pomanto alias Danny mendapat black campaign atau kampanye hitam oleh oknum tidak bertanggung jawab. Masif beredar selebaran bermuatan SARA.

Kejinya lagi, selebaran itu seolah-seolah Danny yang membuatnya. Kuat dugaan itu dilakukan pihak lawan untuk menjatuhkan pamor Danny yang di survei terbaru sudah makin jauh di posisi teratas.

Selebaran itu beredar di berbagai tempat dan fasilitas umum. Bertuliskan kalimat dengan menyebut nama suku. Di judul selebaran itu pada intinya Danny menyebut diri sebagai orang Gorontalo yang akan memimpin Makassar.

Baca Juga : Wali Kota Makassar Janji Alokasikan Rp1 Miliar Dana Hibah untuk Masjid Al-Markaz

Kampanye hitam semacam ini memang sering dialamatkan kepada Danny, khususnya saat momentum politik. Banyak tudingan yang menyebut bahwa lelaki berlatar belakang arsitek itu bukan orang Makassar, melainkan pendatang dari Gorontalo.

Padahal, mungkin tidak banyak yang mengetahui bahwa hanya Danny satu-satunya calon wali kota Makassar yang lahir di Makassar. Silakan cek biodata masing-masing kandidat. Danny lahir dan besar di lorong Makassar.

Di Wikipedia terpampang jelas Danny lahir di Makassar pada 30 Januari 1964. Selanjutnya, Munafri Arifuddin alias Appi lahir Majene, Sulawesi Barat, 20 September 1975. Kemudian Syamsu Rizal alias Deng Ical lahir di Selayar pada 30 Juni 1973. Sementara itu, Irman Yasin Limpo alias None adalah putra asli Gowa yang lahir pada 24 Agustus 1968.

Baca Juga : Kolaborasi TPID Sulsel dan Makassar, Hadirkan MDC Cegah Inflasi di Momentum Nataru

Isu SARA yang dialamatkan ke Danny juga pernah masif saat maju pada Pilkada Makassar 2013. Meski demikian, masyarakat tidak terpengaruh dan terbukti Danny terpilih menjadi wali kota.

Danny pun angkat bicara merespons fitnah yang dinilainya amat keji itu. "Saya baru tiba di Jakarta untuk persiapan debat dan mendapat kabar adanya penyebaran brosur di masjid-masjid, jalan-jalan, di warung kopi, di tempat-tempat umum yang sangat masif," kata Danny mengawali pernyataan dalam rekaman video, Kamis (3/12/2020).

Danny menegaskan bahwa pihaknya sama sekali tidak pernah membuat apalagi menyebarkan selabaran semacam itu. Dia pun mengecam keras siapa pun pelaku dan dalang di baliknya.

Baca Juga : Aksi Bersih-Bersih Kanal, Wali Kota Makassar dan Dandim 1408 Turun Langsung

"Sangat bernada rasis, mengadu domba suku, dan seolah-olah saya yang buat. Ingin saya sampaikan kepada saudara-saudaraku rakyat Makassar, kami tidak pernah membuat seperti ini dan kami sangat mengecam fitnal keji seperti ini yang mengadu domba masyarakat," tegas Wali Kota Makassar periode 2014-2019 ini.

Di akhir pernyataannya, Danny mengajak kepada seluruh masyarakat untuk memilih dan memenangkan dirinya yang berpasangan dengan Fatmawati Rusdi pada 9 Desember nanti. "Kepada saudaraku sekalian, pilih nomor satu, jangan pilih tukang fitnah, jangan pilih orang yang selalu omong kosong," kata Danny. (rls)

#Mohammad Ramdhan Pomanto #Danny Pomanto-Fatmawati Rusdi #Pilkada Makassar 2020 #SARA