Senin, 30 November 2020 17:38
Arief Wicaksono
Editor : Alief Sappewali

MAKASSAR - Debat ketiga atau terakhir Pemilihan Wali Kota Makassar 2020 rencananya kembali digelar di luar Makassar.

 

Informasi ini diketahui dari pernyataan komisioner KPU kota Makassar, berdasarkan rekomendasi dari pihak kepolisian.

Pada gelaran dua kali debat sebelumnya, atas pertimbangan keamanan juga digelar di luar Makassar, tepatnya di Jakarta.

Baca Juga : Sudah Komitmen, Appi-Rahman Lanjutkan Perjuangan Tangani Covid-19 di Kota Makassar

Menurut pengamat yang juga Dekan FISIP Universitas Bosowa, Arief Wicaksono, keputusan tersebut berlebihan.

 

"Terkait dengan pernyataan Kapolrestabes tentang debat ketiga Pilwali Makassar 2020 yang direkomendasikan untuk dilaksanakan di luar Makassar adalah berlebihan menurut saya," terang Arief Wicaksono, Senin (30/11/2020).

Alasan Arief Wicaksono menyebutnya berlebihan dikarenakan, anggaran yang digelontorkan pemda termasuk untuk keamanan jumlahnya cukup besar.

Baca Juga : Akui Kemenangan Rival dengan Kepala Tegak, Appi-Rahman Tuai Pujian

Apalagi bagi Arief Wicaksono, anggaran keamanan yang dihibahkan oleh pemerintah daerah sebanyak miliaran rupiah kepada pihak kepolisian melalui KPU perlu dipertanggungjawabkan secara transparan kepada publik.

Dikarenakan anggaran pengamanan tersebut juga dengan persetujuan DPRD.

"Artinya, dengan jumlah anggaran tersebut, seharusnya pengamanan debat bisa lebih maksimal. Kejadian penikaman salah satu pendukung paslon pada debat pertama, adalah bukti bahwa pengamanan kepolisian tidak maksimal," tutupnya.

Baca Juga : Sudah Sempat Crossing, RTK Ungkap Penyebab Appi-Rahman Kalah Atas Danny-Fatma Versi Quick Count

Terpisah juru bicara (jubir) Munafri Arifuddin-Abd Rahman Bando (Appi-Rahman), Fadli Noor, berterima dengan keputusan KPU terkait rencana debat ketiga Pemilihan Wali Kota Makassar 2020 di luar Makassar.

Diketahui sebelumnya debat ketiga bakal digelar antara 4-5 Desember 2020 mendatang.

Dua debat sebelumnya digelar di Jakarta dan rencananya untuk debat ketiga juga direkomendasikan kembali digelar di ibu kota negara itu.

Baca Juga : Beri Selamat Danny-Fatma, Dilan Apresiasi Appi-Rahman dan Imun

"Kami menyesuaikan dengan apapun keputusan KPU," kata Fadli saat dihubungi, Minggu (29/11/2020).

Hanya saja jubir paslon nomor urut 2 ini meminta pihak KPU dan Polrestabes Makassar menjelaskan kondisi terkini menyangkut keamanan.

"Sebaiknya KPU bersama aparat keamanan menjelaskan secara terbuka kepada publik terkait kondisi keamanan yang ada saat ini," tutupnya.

Baca Juga : Beri Selamat Danny-Fatma Sambil Titip AGAMIS, UQmo Sampaikan Pesan kepada Appi, Deng Ical, dan None

Komisi Pemilihan Umum (KPU) Makassar, masih melakukan mediasi terkait lokasi debat pilkada. Walaupun sebelumnya, Polrestabes Makassar merekomendasikan debat ketiga diadakan di luar Makassar.

"Malam ini atau besok kami masih akan rapat koordinasi dengan Pak Kapolrestabes. Belum final, kami harapkan tetap di Makassar," ujar Komisioner KPU Makassar Endang Sari via telepon, Minggu malam (29/11/2020).

Menurut Endang, ada beberapa hal sehingga debat ketiga tidak bisa digelar di luar Makassar.

"Kami tidak bisa tinggalkan Makassar di saat genting seperti sekarang. Karena beberapa hari jelang hari H, kami harus permantap konsolidasi persiapan hari pencoblosan, sehingga harus stay di Makassar," kata akademisi Unhas itu.

Kemudian, lanjut dia, ada banyak hal-hal teknis pelaksanaan yang harus dikawal penuh.

"Misalnya bimtek KPPS (Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara), persiapan SDM, persiapan LPPDK (Laporan Penerimaan dan Pengeluaran Dana Kampanye)," ujar Endang.

Khusus LPPDK, lanjut Endang, sangatlah urgen atau penting.

"Ketika LPPDK ini terlambat disetor paslon, bisa berujung pada pembatalan pencalonan. Makanya harus dikawal," kata Endang.

Lalu distribusi logistik. Saat ini logistik sudah mulai masuk, sehingga harus dipastikan terdistribusi ke wilayah masing-masing.

Termasuk bagaimana mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.

Ia memisalkan, ada logistik yang tidak cukup dan rusak. Kemudian daerah Makassar yang terluar, susah diakses.

"Ini butuh konsentrasi penuh, sehingga sekali lagi, kami tidak bisa meninggalkan Makassar dalam beberapa hari menjelang hari H," jelasnya.

BERITA TERKAIT