Kamis, 19 November 2020 23:02
Foto: Reuters.
Editor : Nur Hidayat Said

RAKYATKU.COM - Persoalan jaringan internet tidak mencapai perdesaan ternyata tak hanya di Indonesia. Di Rusia pun demikian.

 

Seorang mahasiswa asal Siberia, Alexei Dudoladov, harus memanjat pohon di tengah musim salju karena hanya di sanalah ada internet cukup kencang untuk perkuliahan daring.

"Sebenarnya di rumahku ada internet, namun hanya 2G dan itu tidak cukup untuk bisa mengikuti perkuliahan online," ujar Dudoladov dikutip dari Reuters, Kamis (19/11/2020).

Baca Juga : Tekanan Barat Mendekatkan Tiongkok dan Rusia

Pemuda 21 tahun ini adalah blogger dan mahasiswa transportasi air yang mengenyam pendidikan di Omsk Institute of Water Transport, Siberia, Rusia.

 

Di sana, dia tinggal di sebuah desa yang jaraknya kurang lebih 2.000 kilometer dari pusat Kota Moskow.

Sejak kampus-kampus di Rusia ditutup untuk menekan pandemi Covid-19, Dudoladov pulang ke rumahnya di pedesaan.

Baca Juga : Rusia: Pemimpin Kelompok Wagner Dipastikan Tewas dalam Kecelakaan Pesawat

Hanya, dia tidak memperhitungkan internet di perdesaan belum tentu sekencang yang ia dapat di kota.

Jadinya, tiap kali menghadiri kuliah daring, Dudoladov harus berjalan kurang lebih 300 meter dari rumahnya untuk memanjat pohon setinggi 8 meter dan mencari sinyal internet.

Tahu bahwa dirinya tidak bisa terus-terusan memanjat pohon untuk kuliah, Dudoladov membuat kampanye di TikTok.

Baca Juga : Putin Angkat Bicara Terkait Kecelakaan Pesawat yang Diduga Tewaskan Bos Wagner

Di sana, dia menyerukan keluhannya soal jaringan internet agar didengar oleh Gubernur Siberia Alexander Burkov. dIa meminta pemerintah daerah untuk juga memperhatikan jaringan internet di desa, terutama untuk mereka yang perlu mengambil kuliah daring.

Keluhan Dudoladov didengar oleh pemerintah Rusia. Namun, langkah mereka tidak sesuai harapan Dudoladov.

Bukannya memperbaiki jaringan internet di daerahnya, mereka malah berencana memindahkan Dudoladov ke perdesaan dengan jaringan internet lebih bagus, Stankevichi.

Baca Juga : Negara-negara BRICS Serukan Penolakan Standar Ganda Dalam Melindungi HAM

Malah, dalam salah satu respons, dia disarankan untuk mencari koneksi internet dekat jalan raya.

"Saya diberikan rencana studi yang berbeda, tetapi mereka tidak peduli dengan nasib pelajar lainnya. Kenapa orang di kota bisa belajar dari rumah mereka sementara kami harus belajar di jalan raya, atap, atau pohon?" beber Dudoladov.

Sumber: Reuters