RAKYATKU.COM, BARRU - Selain 3 M yang meliputi menggunakan masker, mencuci tangan dan menjaga jarak, di masa Pandemi Covid-19 juga dikenal istilah 3T yang bermakna Penelusuran, Pengujian dan Penanganan (Tracing, Testing, dan Treatment).
Ke depannya, tatanan kehidupan baru atau new normal akan menjadikan masyarakat menerapkan 3 M dan pemerintah melakukan 3T. Selain itu, dilakukan proses vaksinasi, sebab saat ini uji klinik vaksin Covid-19 di berbagai negara termasuk di Indonesia, tengah berlangsung.
Terkait Vaksin, Koordinator Sekretariat Satgas Covid-19 Kabupaten Barru, Darwis Maes menyampaikan harapannya.
Baca Juga : Bupati Barru Tekankan Pentingnya Suara Anak dalam Pembangunan Daerah
"Kita gembira dengan adanya upaya uji klinis vaksin ini, bahkan telah mendiskusikannya dengan beberapa pihak di Pemda, masyarakat maupun tokoh agama, namun pemerintah pusat perlu memberikan pemahaman secara terbuka dan akuntabel, sebab beberapa issue yang didengarkan terkait vaksin, perlu diekspose, diterangkan, utamanya kehalalan, harga, mutu, termasuk sasaran awal penggunaan vaksin di lapisan masyarakat," ungkapnya, Kamis (12/11/2020).
Dirinya yang bergelut setiap hari dalam penanganan Covid-19, mengakui kerap mendapati pertanyaan yang memerlukan jawaban yang jelas, semisal prioritas yang divaksin dan harganya nanti. Meskipun, ia memahami bahwa hal ini masih sementara dilakukan uji klinik terkait mutu dan efektivitasnya.
"Alhamdulillah, KPCPEN sudah mulai massif mengedukasi dengan beberapa rilis berita tentang uji klinik, semoga pemerintah pusat berhasil menemukan vaksin yang tepat, dengan disertai upaya terstruktur dan meyakinkan publik yang kelak memudahkan imunisasi vaksin ini nanti," tutupnya.
Baca Juga : Bupati Barru Ajak Petani Tingkatkan Produktivitas Melalui Tradisi Mappalili
Sementara itu, berdasarkan rilis Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC PEN) yang memunculkan tanggapan Prof. Dr. dr. Soedjatmiko, Sp.A(K), selaku Anggota Komite Penasihat Ahli Imunisasi Nasional dari ITAGI yang menjelaskan bahwa berdasarkan informasi dari tim riset uji klinik vaksin COVID-19 pada uji klinik fase 3 di Bandung sudah dilakukan terhadap 1.620 orang dan 1.570 orang diantaranya telah disuntik dua kali dan sampai sekarang tidak ada keluhan ketika kontrol pada hari ke 3 ke 14 dan ke 28.
Tujuan dari uji klinik fase 3 sama, yakni uji keamanan, hasilnya terbukti aman dan pada beberapa orang hanya ditemukan keluhan nyeri dan demam. Tujuan berikutnya adalah uji Kekebalan yang ditimbulkan dengan cara mengukur kadar antibodi didalam darah sebelum dan sesudah dua kali imunisasi. Keseluruhan hasil ini rencananya akan dilaporkan awal Januari 2021.
“Uji klinik di Bandung seperti halnya di negara lain diawasi oleh banyak badan pengawas yaitu BPOM, Data Safety Monitor Board (DSMB) dan Komite Etik FK Unpad. Ini perlu dilakukan untuk memastikan keamanan dan efektivitas dari vaksin COVID-19 yang saat ini tengah dikembangkan oleh Bio Farma-Sinovac,” jelas Prof Soedjatmiko.
Baca Juga : Bupati Barru Dorong Kegiatan Berburu Babi Di Desa Lompo Tengah Jadi Atraksi Wisata Tahunan
Maka untuk menurunkan penularan COVID-19, harus dijalankan paket lengkap serentak yakni masyarakat disiplin menjalankan 3M, pemerintah melakukan 3T ditambah imunisasi vaksin Covid-19.