Minggu, 01 November 2020 21:49
Editor : Alief Sappewali

RAKYATKU.COM,MAKASSAR - Minggu, 1 November 2020. Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel), Prof HM Nurdin Abdullah mengisi hari terakhir libur panjang dengan mengunjungi Desa Wisata Pucak, Kecamatan Tompobulu, Maros, untuk menanam bibit buah-buahan.

 

Wisata di Pucak Maros ini dapat ditempuh dari Makassar kurang dari satu jam. Daerah ini memiliki curah hujan mendukung, mata airnya banyak, sehingga lahan yang ada dapat dimanfaatkan. Dia menilai sangat sayang jika tidak dimanfaatkan.

"Saya kira di masa pandemi Covid-19 ini, salah satu yang bisa menopang ekonomi kita ke depan adalah sektor pertanian. Kebetulan daerah ini adalah daerah yang sangat subur," kata Nurdin Abdullah.

Baca Juga : Penjabat Gubernur Galakkan Penanaman 2 Juta Pohon Nangka Madu di Sulsel

Dia mencoba memberikan spirit dan mengajak masyarakat sekitar untuk menanam tanaman yang bernilai ekonomi tinggi dan punya pasar jelas.

 

"Itu bisa dikembangkan di sini. Dan juga sukun dari daerah lembah, disamping kita bisa memanen buah-buahan, juga berfungsi sebagai fungsi konservasi dan kita berharap ini juga menjadi taman buah nantinya, sehingga masyarakat tidak hanya ke mal pada saat weekend," ujarnya.

Bersama istri, Lies Nurdin menanam tanaman buah-buahan di kebun pribadinya. Bibit buah-buahan yang ditanam meliputi pohon durian musang king, durian montong, durian lokal, rambutan, manggis, sukun, aneka macam bibit mangga, dan nangka. Hasil dari tanaman ini dapat dipetik dalam waktu 3,5 tahun.

Baca Juga : Berperan Aktif Mendukung Program Kekayaan Intelektual, Gubernur Sulsel Terima Penghargaan dari Menkumham

"Saya mengimbau kepada masyarakat seluruh Indonesia, bahkan Sulawesi Selatan secara umum, mari kita mengoptimalkan lahan yang kita miliki walaupun sejengkal, tetapi bisa memberikan nilai tambah bagi perekonomian keluarga," harapnya.

Menurut Nurdin Abdullah, perkebunan pribadi ini akan dijadikan sebagai perkebunan percontohan. Sebagai sarana pendukung, juga membangun bendungan penampung air di dalam lokasi perkebunan.

Penulis : Yuniastika Datu