RAKYATKU.COM,MAKASSAR - Rentetan tuduhan yang dialami pasangan M Ramdhan Pomanto-Fatmawati Rusdi (Danny-Fatma) dinilai bentuk kepanikan dan ketakutan dari pihak tertentu jelang pencoblosan Pilkada Makassar.
Menurut pengamat politik Ibnu Hadjar Yusuf, pasangan yang sedang dalam posisi kuat dan unggul, biasanya menjadi sasaran utama untuk dijatuhkan oleh pihak tertentu. Hal itu terkonfirmasi dari survei lembaga CRC yang merekam bahwa pasangan Danny-Fatma unggul jauh dari lawan politiknya.
"Saya melihat bahwa dominasi Danny-Fatma yang menjadikannya diterpa oleh dinamika politik sekarang ini. Serangan darat, laut, dan udara ke pasangan ini sangat gencar menjelang pencoblosan," kata Ibnu Hadjar Yusuf, Selasa (20/10/2020).
Baca Juga : Calon Wakil Gubernur Sulsel, Azhar Arsyad Berikan Masukan ke KPU untuk Debat Kedua
Akademisi Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar (UINAM) ini menilai, upaya downgrade atau skenario mendiskualifikasi kandidat kuat dalam setiap hajatan politik, bisa dibaca sebagai bentuk ketakutan dan kepanikan yang diduga dari lawan politik.
"Bacaan psikologinya memang seperti itu. Ketika ada gerakan yang begitu masif jelang hari H, bisa saja ada dugaan kepanikan dari kubu lain," paparnya.
Dalam amatannya, Ibnu memberikan jempol kepada Danny dan Fatma yang tetap santun menghadapi serangan yang dialami. "Pak Danny dan Bu Fatma cukup tenang menanggapi ini semua, tanpa keluar dari substansi perjuangan pencalonan mereka. Mereka tetap konsisten melakukan sosialisasi, melakukan kampanye yang memang masyarakat menunggu itu. Itu sangat natural," ucapnya.
Baca Juga : Pasca Debat, Cawagub 01 Sulsel Akan Kampanye Terbatas di Pangkep
Ketenangan Danny-Fatma, kata dia, bisa dianggap sebagai bentuk konsistensi untuk terus adu gagasan dan program demi menciptakan kontestasi yang berkualitas.
"Ayo kampanyekan misi dan visinya, berjuang tanpa harus gontok-gontokan, tanpa harus mencederai sistem demokrasi. Inilah seharusnya momentum untuk memberikan pencerahan politik kepada publik, yang mendidik dan mencerahkan. Nikmatilah alurnya," bebernya.
Jangan sampai, lanjut Ibnu, masyarakat memperoleh contoh tidak mendidik. "Tidak usah pertontonkan hal-hal aneh. Masyarakat akan menertawai itu. Kasihan juga melihatnya, kan. Cobalah bersaing dengan cara yang lebih elegan. Jangan jadikan masyarakat justru mendapatkan pembohongan dan pembodohan politik," pungkasnya.
Baca Juga : Danny Pomanto Resmikan Posko Pemenangan DIA di Kabupaten Wajo
Sementara itu, Guru Besar Universitas Hasanuddin (Unhas), Prof Aminuddin Ilmar, berpandangan, ketenangan Danny-Fatma dalam menghadapi tudingan negatif menjadi penilaian positif bagi warga Kota Makassar.
"Ini akan dinilai oleh masyarakat dan pemilih di Makassar. Saya rasa masyarakat di Makassar sudah berpengalaman terhadap apa yang terjadi. Mari berkompetisi secara sehat dan menyerahkan pilihan kepada masyarakat," kata Prof Ilmar, Selasa (20/10/2020).
Prof Ilmar mengatakan, jika memang nantinya persoalan ini terbukti dilakukan oleh pihak tertentu yang ingin menjatuhkan Danny-Fatma, maka mesti mendapat tindak lanjut. "Kalau memang itu jebakan, harus ditelusuri lebih jauh," tandas Prof Ilmar.