RAKYATKU.COM - Kematian pasien Covid-19 secara global menembus 1 juta, Senin (28/9/2020). Ini adalah rekor sejak virus ini mewabah pertama kali pada Desember 2019.
Dari data AFP, kematian total mencapai 1.000.009 dari total kasus 33.018.877 kasus. Wilayah yang terpukul parah adalah Amerika Latin dan Karibia, dengan 341.032 kematian untuk 9.190.683 kasus.
Demikian pula data Worldometers. Datanya bahkan mencapai 1.001.970 kematian dari total 33.290.641 kasus. Sementara yang sembuh mencapai 24.609.019.
Baca Juga : Wali Kota Makassar Ingatkan Varian Baru Covid-19
Sebelumnya, jumlah ini telah di-warning oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Bahkan, lembaga PBB itu mengatakan bukan tidak mungkin jumlah itu bisa berlipat ganda apabila negara-negara tidak bekerja sama untuk menekan penyebaran virus.
"Ini tentu tidak terbayangkan, tetapi bukan tidak mungkin," kata Direktur Eksekutif Program Kedaruratan Kesehatan WHO, Dr Mike Ryan, dikutip CNBC International, Senin (28/9/2020).
"Karena jika kita melihat kehilangan 1 juta orang dalam sembilan bulan dan kemudian kita hanya melihat kenyataan mendapatkan vaksin di luar sana dalam sembilan bulan ke depan. Itu adalah tugas besar bagi semua orang yang terlibat."
Baca Juga : Waspada! COVID-19 Varian XBB Terdeteksi di Indonesia
Mike pun mempertanyakan, dengan prediksi tersebut, apakah setiap negara mampu menekan bertambahnya angka kasus Covid-19 secara kolektif atau tidak. Apalagi banyak yang tidak kompak.
Sebenarnya, secara global, tingkat kematian akibat Covid-19 perlahan menurun selama pandemi. Karena, tegas Ryan, para ilmuwan dan pakar kesehatan telah mengambil langkah dalam merawat pasien yang sakit parah melalui penggunaan oksigen dan steroid deksametason di antara terapi lainnya.
Namun, dia menilai, 2 juta atau lebih kematian akibat virus corona dapat dilaporkan sebelum vaksin Covid-19 tersedia secara luas.
Baca Juga : Berlaku 17 Juli 2022, Kemenhub Terbitkan Surat Edaran Perjalanan Dalam dan Luar Negeri
Apalagi jika para pemimpin dunia tidak menerapkan tindakan penyelamatan nyawa dengan lebih baik dan mengembangkan kerja sama. "Waktu untuk bertindak sekarang ada pada setiap aspek dari pendekatan strategis ini," katanya.
"Bukan sekedar test dan tracing, bukan sekedar clinical care, bukan sekedar social distancing, bukan sekedar hygiene, bukan sekedar masker, bukan hanya vaksin. Lakukan semuanya. Atau kecuali kita tidak melakukan semuanya, (2 juta kematian) tidak hanya bisa dibayangkan tapi sayangnya itu sangat mungkin terjadi," ungkap Ryan.