Minggu, 27 September 2020 11:04
SwabBot mengambil sampel pada hidung pasien (Foto: The Straits Times)
Editor : Fathul Khair Akmal

RAKYATKU.COM - Para dokter dan ahli robot Singapura menguji coba robot yang bisa melakukan tes swab untuk mendiagnosis Covid-19. Pelibatan robot untuk tes swab berkontribusi mengurangi potensi paparan virus corona di kalangan tenaga medis.

 

Selain itu prosedur tes swab menggunakan robot dinilai lebih aman, cepat, dan nyaman dibandingkan cara manual.

Meskipun robot serupa sudah dikembangkan negara lain, produk buatan Singapura punya kelebihan dan lebih canggih. Pasien bisa mengontrol penuh proses tes swab sehingga mereka akan merasa lebih nyaman. Pasien dapat mengaktifkan dan mematikan robot sesuka hati.

Baca Juga : Wali Kota Makassar Ingatkan Varian Baru Covid-19

Dalam uji coba, seorang pasien duduk di depan robot bernama SwabBot, mirip dengan prosedur pemeriksaan mata. Dia mencengkram pegangan lalu mengarahkan lubang hidungnya ke nosepiece sekali pakai.

 

Pasien lalu mengaktifkan robot menggunakan dagu yakni dengan menekan tombol. Setelah itu nosepiece bergerak sedikit ke atas untuk membuka lubang hidung. Alat usap lalu memanjang dan berputar dengan nyaman dan lembut ke bagian dalam hidung pasien yang biasanya berjarak sekitar 10 cm dari mulut lubang.

Hal yang menarik, SwabBot dilengkapi fitur built-in yang secara otomaris menarik batang usap jika ada 'perlawanan' di dalam hidung. Jika pasien merasa tidak nyaman, mereka dapat menghentikan proses dengan menjauhkan kepala dari robot.

Baca Juga : Waspada! COVID-19 Varian XBB Terdeteksi di Indonesia

Proses swab menggunakan SwabBot memakan waktu 20 detik, sedangkan tes usap manual bisa lebih lama dua kali lipat.

Di akhir prosedur, staf medis akan membuka mesin untuk melepaskan dan menyimpan batang usap. Setelah itu, seluruh bagian robot akan dilap dan ditutup menggunakan plastik yang baru untuk pengguna berikutnya.

"Tim merasa kami harus menemukan cara lebih baik untuk swab pasien untuk mengurangi risiko paparan Covid-19 kepada petugas kesehatan, terutama ketika pasien bersin atau batuk selama proses swab," kata Rena Dharmawan, peneliti yang juga dokter bedah kepala dan leher di Divisi Bedah dan Onkologi NCCS, dikutip dari The Straits Times, Senin (21/9/2020).

Baca Juga : Berlaku 17 Juli 2022, Kemenhub Terbitkan Surat Edaran Perjalanan Dalam dan Luar Negeri

Selain itu, lanjut dia, para dokter ingin membuat prosedur swab lebih nyaman bagi pasien.

Robot berukuran 35x40x49 cm itu dikembangkan oleh dokter dari Pusat Kanker Nasional Singapura (NCCS) dan Rumah Sakit Umum Singapura (SGH), bekerja sama dengan perusahaan robotika medis Biobot Surgical.

sumber: inews.id

TAG