Kamis, 17 September 2020 12:33
Ilustrasi
Editor : Fathul Khair Akmal

RAKYATKU.COM - Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan sedikitnya 100 juta dosis vaksin virus corona sudah bisa didistribusikan di negaranya pada Desember 2020.

 

Waktu yang ia sebutkan itu beberapa bulan lebih dini daripada yang diperkirakan pejabat utama pemerintah federal bidang kesehatan.

"Begitu FDA menyetujui vaksin itu, kita akan bisa mendistribusikan 100 juta dosis pada akhir 2020 dan dalam jumlah banyak lebih cepat dari itu," kata Trump saat konferensi pers di Gedung Putih, Rabu (16/9) seperti dilansir Reuters.

Baca Juga : Gebyar Vaksin Covid-19, Pemkab Gowa Siapkan Doorprize Puluhan Sepeda Motor

Sebelumnya pada Rabu, Direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Robert Redfield, mengatakan distribusi vaksin Covid-19 kemungkinan baru bisa digulirkan pada pertengahan 2021 atau beberapa waktu setelah itu.

 

Italia kemungkinan akan mendapatkan suntikan pertama vaksin Covid-19 buatan Inggris, AstraZeneca, pada akhir November, kata direktur pelaksana IRBM kepada Reuters.

"Kemungkinan suntikan pertama di Italia akan tersedia pada akhir November, asalkan uji coba berlanjut seperti yang direncanakan dan vaksinnya sudah teruji," kata Matteo Liguori, Rabu (16/9).

Baca Juga : Pria Ini Divaksinasi 90 Kali demi Jual Kartu Vaksin Palsu

IRBM adalah perusahaan bioteknologi yang pusat laboratoriumnya berada di sebelah selatan Roma.

Perusahaan tersebut sedang bekerja sama dengan AstraZeneca dalam mengembangkan sebuah vaksin untuk menangkal Covid-19.

Penyakit virus corona jenis baru itu di Italia telah membunuh lebih dari 35.600 orang. Kementerian Kesehatan Italia sebelumnya mengatakan bahwa vaksin bisa tersedia mulai Desember 2020.

Baca Juga : Kemenkes Angkat Bicara Soal Dosis Keempat dan Suntik Vaksin COVID-19 Tiap Tahun

Sementara itu, Turki pada Rabu (16/9) memulai uji coba tahap terakhir atau Fase III, vaksin eksperimental virus corona buatan China, Sinovac.

"Pemberian pertama vaksin Sinovac dimulai pada tiga petugas kesehatan di Universitas Hacettepe, yang secara sukarela mengambil bagian dalam uji coba," kata Menkes Fahrettin Koca pada konferensi pers.

Vaksin akan diberikan kepada 1.200 hingga 1.300 petugas kesehatan selama 10 hari dan dosis kedua akan diberikan 14 hari setelahnya, menurut laporan stasiun penyiaran CNN Turk dan Haberturk.

Baca Juga : Lebih dari 100 Juta Dosis Vaksin COVID-19 Dibuang gara-gara Kedaluwarsa

Hasil uji coba akan dikirim ke Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Koca menambahkan bahwa Turki tetap melanjutkan upayanya sendiri dalam mengembangkan vaksin.

Kandidat vaksin Sinovac nantinya akan diberikan kepada para relawan yang memiliki penyakit kronis, dan vaksinasi direncanakan akan dilakukan pada 13.000 orang, kata kedua saluran televisi tersebut.

Koca juga mengatakan 63 lebih orang meninggal karena Covid-19 dalam 24 jam terakhir, dan ada 1.771 kasus baru.

Baca Juga : Pria Ini Mengaku Terima 11 Dosis Vaksin COVID-19, bahkan Pernah 2 Kali Suntikan dalam 30 Menit

Menkes minggu lalu mengumumkan bahwa pengerjaan Tahap 3 telah dimulai pada kandidat vaksin China itu, juga pada kandidat vaksin lain yang dikembangkan oleh Pfizer.

Permintaan Rusia untuk melakukan uji coba Fase III di Turki atas vaksin eksperimental sedang dievaluasi dan keputusan kemungkinan akan dibuat pekan ini, katanya.

sumber: merdeka.com

BERITA TERKAIT