Sabtu, 29 Agustus 2020 23:07
Ilustrasi.
Editor : Nur Hidayat Said

RAKYATKU.COM - YouTube rajin menghapus video selama periode pandemi Covid-19. Sejak April hingga Juni 2020, YouTube
menghapus 11,4 juta video, naik dari enam juta video pada kuartal I 2020.

 

Dikutip dari BBC, Sabtu (29/8/2020) sebagian besar dari video tersebut, jumlahnya mencapai 10,85 juta, dihapus oleh sistem otomatis milik YouTube. Itu berarti ada banyak video yang dihapus secara keliru.

Biasanya konten yang diduga berbahaya akan dikirim ke tim peninjau manusia. Namun, karena pandemi, kapasitas kerja peninjau dikurangi dan YouTube harus mengandalkan sistem otomatisnya.

Baca Juga : Telkomsel Bersama YouTube Hadirkan Paket YouTube Premium Hanya Rp.49 Ribu

"Salah satu pilihan adalah memutar kembali teknologi kami dan membatasi penegakan kami hanya pada apa yang bisa ditangani dengan kapasitas peninjauan kami yang berkurang," kata YouTube dalam unggahan blog.

 

Untuk itu YouTube lebih memilih opsi lain dengan menerapkan kebijakan penghapusan dengan lebih tegas agar konten yang diduga berbahaya akan lebih cepat dihapus.

Namun, sisi negatifnya ada beberapa video yang dihapus secara keliru oleh sistem. YouTube mengatakan mereka melihat lebih banyak banding yang diajukan kreator, dari 165.941 menjadi 325.439.

Baca Juga : Tutorial Membuat Popcorn di YouTube Jadi Petaka, Gadis Ini Tewas dan Satunya Lagi Terluka Parah

Hasil ini tidak mengejutkan karena YouTube telah memperingatkan kreator bahwa akan ada peningkatan video yang dihapus.

Biasanya YouTube mengembalikan 25% dari video yang dihapus secara otomatis setelah ditinjau oleh pegawainya. Tapi sekarang mereka mengembalikan 50% video setelah kreator mengajukan banding.

Layanan berbagi video ini juga menetapkan aturan yang lebih ketat dalam beberapa area seperti ekstremisme kejahatan dan keamanan anak, yang mendorong penghapusan video menjadi tiga kali lipat.

Baca Juga : 2 di Antaranya Situs Porno, Inilah 10 Situs Paling Banyak Dikunjungi di Dunia

Dari 11,4 juta video yang dihapus, 33,5% di antaranya dihapus karena mengancam keselamatan anak-anak. 28,3% lainnya dihapus karena dinilai sebagai spam atau menyesatkan, 14,6% dihapus karena alasan konten seksual, dan 10,6% dihapus karena menampilkan konten kekerasan dan grafik.

Hanya 382.499 video yang dihapus karena telah dilaporkan oleh pengguna sebelumnya. Sisanya datang dari 'trusted flaggers', organisasi non-pemerintah dan pemerintah. Tiga perempat dari total video yang dihapus telah ditonton kurang dari 10 kali.

YouTube juga menjabarkan negara mana yang videonya paling banyak dihapus. Di posisi pertama ada Amerika Serikat dengan lebih dari dua juta video yang dihapus, sementara Indonesia berada di peringkat empat dengan 684.199 video.