Minggu, 16 Agustus 2020 20:03
Napoleon Bonaparte. (biography.com)
Editor : Fathul Khair Akmal

RAKYATKU.COM - Napoleon Bonaparte merupakan Kaisar Prancis yang berkuasa dan berkredibilitas tinggi. Ia memiliki karier dan prestasi yang cemerlang di dunia militer yang tak perlu diragukan.

 

Di tangannya, Prancis menjadi negara Eropa yang kuat dan berkembang dengan cepat. Ia pun dikenal berhasil menaklukan hampir seluruh bagian Eropa.

Lalu, pada tahun 1798-1799, Napoleon memimpin invansi militer ke negara-negara luar. Termasuk yang menjadi sasaran ialah Mesir.

Baca Juga : Heboh, Pria Memakai Kaos Oblong Bersarung Biru Munculkan Uang dari Balik Bantal

Pada saat itu, Mesir menjadi tempatnya peradaban dan ilmu pengetahuan. Dikutip dari Islami.co, Mesir menjadi tempat primadona bagi siapa saja yang haus akan peradaban, ilmu pengetahuan, dan kekuasaan. Oleh karena itulah, kaisar Napoleon dan pasukannya bergerak menuju Mesir.

 

Dikutip dari berbagai sumber, Napoleon diketahui membawa 36.000 pasukan dan ratusan orang sipil yang di antaranya ialah ahli ilmu pengetahuan, dan orang-orang ahli bahasa dan kebudayaan.

Saat di Mesir, Napoleon mampir ke perpustakaan dan meminta penerjemahnya membacakan suatu buku. Sang penerjemah pun mengambil kitab suci umat Islam, Al-Quran.

Baca Juga : Wanita Ini Cek Rekening Bank Setelah 60 Tahun, Perubahan Saldonya Bikin Kaget

Ia kemudian menuruti perintah sang kaisar dan mulai membacakannya. Ada satu ayat Quran yang dipilihnya dan berbunyi:

“Sesungguhnya Al-Quran ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi kabar gembira kepada orang-orang Mu’min yang mengeluarkan amal shalih bahwa bagi mereka ada pahala yang besar.” (Al-Isra: 9)

Mendengarnya, Napoleon terpesona dan terus memikirkannya. Ia pun ketagihan dan keesokan harinya ia kembali ke perpustakaan itu bersama penerjemahnya untuk kembali membacakan ayat-ayat Quran yang lain.

Baca Juga : Viral Petani Ukraina "Curi" dan Tarik Tank Rusia Pakai Traktor

Hari demi hari ia mendengarkan penerjemahnya membacakan Quran, Napoleon akhirnya bertanya, “buku apa ini sebenarnya?” Sang penerjemah menjawab, “ini adalah kitab suci milik orang Islam dan mereka yakin kitab ini turun dari langit kepada Nabi mereka. Kitab ini bernama Al-Quran”, ungkap si penerjemah.

Napoleon pun berkata, “Aku telah banyak belajar dari buku ini, dan aku merasa apabila kaum muslimin mengamalkan aturan-aturan buku ini, makan niscaya mereka tidak akan pernah terhinakan,” ucap Napoleon.

Namun, setelah memahami isi dari kitab suci umat Islam itu, Napoleon justru berpikir jika umat Muslim patuh dan mengamalkan apa yang tertulis di Al-Quran, maka mereka tak akan pernah tunduk dengannya.

Baca Juga : Pria Ini Kesulitan Bernapas Bertahun-tahun, Ternyata Ada Gigi Tumbuh di Rongga Hidung

Napoleon pun bertekad ingin memisahkan umat Muslim dengan Al-Quran. Ia ingin mereka jauh dari Al-Quran. Sayangnya, sebagian misi Napoleon itu pun berhasil. Terbukti kini banyak kaum Muslimin yang kehidupan dan tingkah lakunya jauh dari kata Islami dan keluar dari syariat Al-Quran yang sesungguhnya.

sumber: minews.id