Kamis, 13 Agustus 2020 09:49

Di Tengah Pandemi, Ketua Dekranasda Makassar Gerakkan Ekonomi Lokal

Alief Sappewali
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Di Tengah Pandemi, Ketua Dekranasda Makassar Gerakkan Ekonomi Lokal

Rumah Kreatif Birma membina 25 pengrajin yang memiliki keterampilan spesisfik.

RAKYATKU.COM,MAKASSAR - Ketua Dekranasda (Dewan Kerajinan Nasional Daerah) Kota Makassar, Rossy Timur mengunjungi Rumah Kreatif Birma atau Birma Rindu Kraft, Rabu (12/8/2020).

Kunjungannya untuk mendorong industri kerajinan kembali menggeliat di masa pandemi Covid-19. Ia sangat antusias saat melihat beragam hasil kerajinan tangan yang diolah dari bahan daur ulang.

Sekilas, hasil kerajinan yang dipajang di rak ataupun etalase seperti terbuat dari tembaga, namun saat disentuh barulah diketahui jika kerajinan tangan itu terbuat dari plastik, dan kardus bekas yang diolah menjadi barang bernilai ekonomis.

Baca Juga : Silaturahmi Awal Tahun, Dekranasda Kota Makassar Susun Rencana Rapat Kerja

"Dekranasda mitra pemerintah dalam memajukan industri kerajinan. Kunjungan ini kami harapkan dapat memotivasi teman-teman pengrajin terus berkarya meski di masa pandemi," harapnya.

Rumah Kreatif Birma membina 25 pengrajin yang memiliki keterampilan spesisfik. Beberapa pengrajin terampil mengolah bahan dari plastik dan kardus bekas menjadi vas bunga, miniatur mobil, sepeda motor, robot, sepeda, dan tanaman bonsai. Beberapa lainnya terampil membuat kostum karnaval.

"Masa pandemi mengajarkan kita untuk lebih kreatif dalam memasarkan hasil kerajinan. Tantangan pengrajin saat ini bukan hanya pada pasokan bahan baku, namun juga target pasar yang dituju. Di sinilah peran Dekranasda, dan pemerintah untuk hadir memberikan solusi," lanjutnya.

Baca Juga : Silaturahmi Awal Tahun, Dekranasda Kota Makassar Susun Rencana Rapat Kerja

Pengrajin di Rumah Kreatif Birma biasanya mengerjakan kerajinan tangan di rumah masing-masing, selain di rumah kreatif. Lama pengerjaan tergantung pada detail, dan tingkat kesulitannya.

Umumnya hasil kerajinan tangan dipasarkan melalui pameran (sebelum pandemi Covid-19) atau dipesan langsung oleh pembeli. Harganya bervariasi, berkisar ratusan ribu rupiah.

Rossy berharap industri kerajinan ini dapat bertahan melewati masa pandemi Covid-19 dengan adaptasi kebiasaan baru tidak hanya di sisi kesehatan namun juga di sisi ekonomi dengan dukungan Dekranasda dan pemerintah.

Penulis : Yuniastika Datu
#dekranasda makassar