Senin, 10 Agustus 2020 12:43

Musim Kemarau, Produksi Sayuran di Majalengka Tetap Melimpah

Alief Sappewali
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Musim Kemarau, Produksi Sayuran di Majalengka Tetap Melimpah

Dalam sekali panen petani mampu meraup untung lebih dari100 juta rupiah.

RAKYATKU.COM - Di tengah musim kemarau tahun ini, produksi aneka jenis sayuran di berbagai sentra terpantau aman.

Bahkan beberapa komoditas seperti kubis, sawi putih, hingga bawang merah produksinya melimpah sehingga harganya cenderung turun.

Seperti halnya di Majalengka, produksi sayuran tetap stabil memasok pasar lokal dan luar daerah.

Baca Juga : Kunjungan Kerja ke Gowa, Mentan Ingatkan Distributor Pupuk Tak Macam-macam

Hal ini tentunya menggembirakan. Pasalnya Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo senantiasa mengingatkan, kendati dalam kondisi pandemi, sektor pangan harus tetap menjadi fokus utama pemerintah. Menjaga pasokan dari hulu ke hilir merupakan salah satu nawa cita Presiden RI yang menjadi amanah Kementerian Pertanian.

Kondisi tersebut terungkap saat Direktur Jenderal Hortikultura, Prihasto Setyanto melakukan kunjungan lapang ke sentra produksi aneka sayuran Kecamatan Argapura dan Pasar Induk Sayuran Majalengka, Minggu (9/8/2020).

"Menarik, ternyata produksi sayuran tetap melimpah di tengah musim kemarau saat ini. Selain di lahan, saya juga cek langsung ke pasar induk setempat. Pasokan beberapa komoditas seperti bawang merah, kubis, sawi, wortel, dan kentang tampak melimpah," ujar Prihasto.

Baca Juga : Mentan Andi Amran Sulaiman Apresiasi Penjabat Gubernur Prof Zudan

Menurut pria yang kerap disapa Anton tersebut, kawasan Argapura Majalengka cocok untuk pengembangan sayuran dataran tinggi.

"Selama ini kawasan Argapura dikenal sebagai sentra sayuran terbesar di Majalengka. Untuk bawang merah saja, dalam satu kali musim tanam bisa mencapai 450 hektare hamparan di satu kawasan. Setahun bisa tanam dua kali. Varietas yang banyak dikembangkan adalah Batu Ijo dan Sumenep. Harga di petani sangat menguntungkan, yaitu Rp17.000 per kilonya," terangnya.

Dalam sekali panen petani mampu meraup untung lebih dari 100 juta rupiah.

Baca Juga : Kementerian Pertanian Beri 300 Beasiswa Pengembangan SDM Sawit untuk Lulusan SMA di Sulsel

Sementara saat melakukan panen bawang putih di lahan uji coba kemitraan antara pelaku usaha impor dengan petani di Desa Cibunut Argapura, Anton menyaksikan bawang putih lokal dapat tumbuh dan berumbi.

"Hasilnya cukup baik meski belum maksimal akibat kekurangan air. Hasil ubinan timbang basahnya sekitar 13 ton per hektare," ungkapnya.

Lahan disini cocok untuk pengembangan bawang putih, namun perlu selektif dalam memilih benih.

Baca Juga : Pejabat Bupati Wajo Hadiri Kunjungan Mentan RI di Rujab Gubernur Sulsel

"Gunakan siung besar untuk jadi benih agar hasilnya mampu berdaya saing dengan impor," terang Anton.

Pengurus Gapoktan Sinar Raharja Desa Cibunut, Iwan, mengaku senang bermitra dengan pelaku usaha impor untuk mengembangkan bawang putih. Iwan berharap program bantuan pemerintah maupun importir bisa dilaksanakan tepat waktu sesuai musim tanamnya.

"Kami berharap program penanaman bawang putih maupun bawang merah bisa tersalurkan tepat sesuai dengan musim tanam, agar hasilnya lebih maksimal," ujar Iwan.

Baca Juga : Ditjen Perkebunan Kementan Tetapkan Harga Pembelian Tebu

"Juga petani berharap dukungan sarana pengairan dari pemerintah untuk menghadapi musim kemarau," tambahnya.

Turut hadir pada kunjungan kerja Dirjen Hortikultura tersebut Direktur Sayuran dan Tanaman Obat, Dandim 0617/Majalengka, Kabid Hortikultura Dinas Pertanian Kabupaten Majalengka, BPSB Jawa Barat, Pengawas Benih Tanaman (PBT), Pengawas Organisme Pengganggu Tanaman (POPT), mantri tani, Penyuluh Lapang, pelaku usaha, petani dan tokoh masyarakat setempat.

#kementan