Jumat, 07 Agustus 2020 18:02

Harga Terjun Bebas, Produksi Garam Meningkat di Jeneponto

Alief Sappewali
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Jeneponto, Arfan Karaeng Tompo.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Jeneponto, Arfan Karaeng Tompo.

Pada tahun 2019 produksi meningkat di kisaran 71.956,23 ton.

RAKYATKU.COM,JENEPONTO - Pemerintah Kabupaten Jeneponto akan terus melakukan pembudidayaan garam dan peningkatan produksi untuk masyarakat Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan.

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Jeneponto, Arfan Karaeng Tompo mengatakan, luas areal pengembangan tambak garam di Kabupaten Jeneponto, seluas 810 hektare yang tersebar di empat kecamatan.

Setiap tahun, Jeneponto dapat menghasilkan produksi garam tergantung cuaca dan iklim di daerah. Pada tahun 2019 produksi meningkat di kisaran 71.956,23 ton. Sementara tahun 2018 sedikit menurun.

Baca Juga : Pemkab Jeneponto dan PLN Punagaya Jajaki Kerjasama Pemanfaatan Limbah Bonggol Jagung

"Tahun 2018 mengalami penurunan produksi garam berada di kisaran 38,769,55 ton per hektare karena terdapat perubahan iklim. Lanjut tahun 2019 terdapat peningkatan produksi 71.956,32 ton per hektare karena musim kemarau panjang," ujarnya, Jumat (7/8/2020).

Pada sektor budi daya garam terdapat di empat kecamatan yakni Kecamatan Arungkeke, Bangkala, Bangkala Barat, dan Tamalatea. Empat Kecamatan tersebut penghasil garam terbesar di Bangkala setelah Arungkeke.

Panen garam tersebut, musiman. Hanya dapat dilakukan pada setiap musim kemarau. Untuk panennya dapat dilakukan sepekan sekali atau lima hari, agar dapat menghasilkan kualitas dan mutu terbaik, panen raya masuk pada bulan November-Desember.

Baca Juga : Sabung Ayam di Jeneponto Berujung Tragis, 1 Tewas dan Dua Orang Kritis di Rumah Sakit

"Kalau di Sulawesi Selatan, kualitas dan mutu garam terbaik daerah Jeneponto. Hanya saja harga garam kita sangat turun yang masih bertahan di harga Rp250 per karung isi 50 kilogram berarti satu kilo ditaksir Rp5 ribu rupiah per kilonya," sebutnya.

Ia menambahkan, cara mengelola garam yang dilakukan para petani terdapat dua macam cara yakni dengan cara tradisional dan metode giomembram. Itu yang berlangnsung sejak tahun 2018 hingga sekarang.

"Harapan saya, agar harga garam dapat ditingkatkan karena terus mengalami penurunan. Sementara produksi garam kita di Jeneponto terus mengalami peningkatan," pungkasnya.

Penulis : Samsul Lallo
#jeneponto