Jumat, 07 Agustus 2020 15:31

Pernah Berjaya, Kementan Bangkitkan Kembali Emas Hijau dari Salatiga

Alief Sappewali
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Pernah Berjaya, Kementan Bangkitkan Kembali Emas Hijau dari Salatiga

Untuk menggenjot peningkatan produksi vanili, Kementerian Pertanian kembali menggalakkan pengembangan komoditas vanili di daerah-daerah yang sebelumnya menjadi sentra produksi.

RAKYATKU.COM - Komoditas perkebunan vanili pernah mengalami masa kejayaannya di tahun 1980-an. Waktu itu harganya mencapai angka yang fantastis, sehingga vanili mendapat julukan emas hijau karena harga jualnya di pasaran.

Namun, karena harganya sempat terpuruk, para petani banyak yang membabat habis tanaman vanili di kebunnya.

Seiring adanya kenaikan harga dan perbaikan budi daya serta pengolahannya, Kementerian Pertanian kembali mendorong pengembangan vanili.

Baca Juga : Kunjungan Kerja ke Gowa, Mentan Ingatkan Distributor Pupuk Tak Macam-macam

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo menargetkan pertumbuhan ekspor untuk sejumlah komoditas perkebunan seperti kopi, kelapa, lada, pala dan vanili hingga tiga kali lipat sampai lima tahun ke depan.

Hal tersebut dituangkan dalam kebijakan Gerakan Ekspor Tiga Kali Lipat (Gratieks).

Untuk itu, Mentan mendorong agar para produsen dari hulu dan eksportir dapat memacu produksi komoditas perkebunannya hingga tiga kali lipat.

Baca Juga : Mentan Andi Amran Sulaiman Apresiasi Penjabat Gubernur Prof Zudan

"Harus dibantu oleh stakeholder lainnya, eksportir, pengusaha hingga di level paling bawah untuk mengembangkan. Tiga kali lipat ini dalam lima tahun, karena perkebunan paling tidak tanam dua sampai tiga tahun baru bisa tumbuh," kata Syahrul.

Dalam upaya mendukung Gratieks tersebut, Direktur Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian, Kasdi Subagyono mengatakan bahwa terdapat tujuh komoditas perkebunan yang saat ini memiliki potensi untuk peningkatan ekspor.

“Ketujuh komoditas tersebut, yakni kopi, kakao, kelapa, jambu mete, lada, pala, dan vanili. Peningkatan produktivitas dan volume ekspor pada tujuh komoditas tersebut akan dilakukan melalui program Gerakan Peningkatan Produksi, Nilai Tambah, dan Daya Saing (Grasida),” ucapnya.

Baca Juga : Kementerian Pertanian Beri 300 Beasiswa Pengembangan SDM Sawit untuk Lulusan SMA di Sulsel

Untuk menggenjot peningkatan produksi vanili, Kementerian Pertanian kembali menggalakkan pengembangan komoditas vanili di daerah-daerah yang sebelumnya menjadi sentra produksi.

Salah satunya di daerah Salatiga, Jawa Tengah. Tim Identifikasi Vanili yang terdiri dari Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan (BBPPTP) Surabaya dan Balai Penelitian Rempah dan Obat (Balittro) serta Dinas pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah melakukan peninjauan ke lokasi yang menjadi awal mula penyebaran vanili di Salatiga, dan sekitarnya, yakni di Desa Randu Acir, Kecamatan Argomulyo, pertengahan Juli lalu.

Salah satu petani vanili di desa Randu Acir masih melestarikan tanaman tersebut dari tahun 1960 adalah Harjo (90).

Baca Juga : Pejabat Bupati Wajo Hadiri Kunjungan Mentan RI di Rujab Gubernur Sulsel

Menurutnya, dulu vanili Salatiga pernah mencapai kejayaannya, hasil panennya bisa untuk membeli ternak, lahan dan menyekolahkan anak hingga jenjang perguruan tinggi.

Namun masa keemasan tersebut memudar ketika harga emas hijau itu jatuh di pasar internasional. Vanili lndonesia hanya dihargai Rp100 per kilogram.

Saat ini, Harjo bersama putranya, Jito, tetap menekuni budi daya vanili di Randu Acir. Jito yang pensiunan PNS Dinas Pendidikan Kabupaten Grobogan, aktif bersama Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya (P4S) Griya Vanili Salatiga Semarang mengembangkan kembali vanili, tidak hanya di Randu Acir tapi merambah ke daerah lain.

Baca Juga : Ditjen Perkebunan Kementan Tetapkan Harga Pembelian Tebu

Pada kesempatan tersebut, Wakil Wali Kota Salatiga, Muhammad Haris mengungkapkan perlunya pendampingan dan bimbingan agar vanili Salatiga kembali ke era kejayaannya.

Ia juga mengatakan akan terus mengupayakan pembangunan infrastruktur, terutama sumber air, agar perekonomian di desa Randu Acir meningkat.

Haris berharap P4S Griya Vanili Salatiga Semarang bekerja sama dengan para pemulia vanili dari Balittro terus memberikan bimbingan kepada para petani agar vanili Salatiga meningkat kualitas dan daya saingnya.

Baca Juga : Ditjen Perkebunan Kementan Tetapkan Harga Pembelian Tebu

Sedangkan untuk BBPPTP Surabaya diharapkan dapat membantu dengan benih vanili yang berkualitas.

"Sejarah membuktikan bahwa Salatiga turut berpotensi sebagai lumbung hasil bumi bernilai ekonomi tinggi seperti vanili, kopi, karet, aren, kelapa dan masih banyak lainnya. Ini selayaknya menjadi kekayaan bangsa sendiri dan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat di sekitar daerah tersebut pada khususnya," pungkasnya.

#kementan