Rabu, 05 Agustus 2020 07:18
Foto: Getty Images.
Editor : Nur Hidayat Said

RAKYATKU.COM - Ledakan dahsyat mengguncang ibu kota Lebanon, Beirut, Selasa (4/8/2020), menyebabkan paling tidak 78 orang meninggal dan lebih dari 4.000 lainnya luka-luka.

 

Juru bicara kementerian luar negeri Teuku Faizasyah mengatakan ada satu orang warga negara Indonesia yang luka, tetapi kondisi sudah stabil.

"Ada satu WNI yang mengalami luka-luka (inisial NNE). Staf KBRI sudah berkomunikasi melalui video call dengan yang bersangkutan. Kondisinya stabil, bisa bicara dan berjalan. Yang bersangkutan sudah diobati oleh dokter rumah sakit dan sudah kembali ke apartmennya di Beirut," kata Faizasyah.

Baca Juga : Penembakan saat Pemakaman di Kamp Pengungsi Palestina, 3 Anggota Hamas Tewas

Korban luka dari Indonesia adalah pekerja migran, tambahnya.

 

Di Lebanon, terdapat total 1.447 WNI, 213 di antaranya masyarakat dan keluarga besar KBRI) dan 1,234 TNI anggota kontingen Garuda.

Sementara itu, seorang mahasiswa, Fitrah Alif melalui akun Twitternya menulis, "65 mahasiswa terpantau aman lagi pada rebahan di kasur asrama masing-masing."

Baca Juga : BBM Langka Picu Kekerasan di Lebanon: Adu Jotos, Pakai Senjata Api, hingga Lempar Granat

"Saya lagi di asrama di kota Tripoli, sekitar 80 kilometer dari Beirut dan tidak terasa guncangan, namun teman yang tinggalnya 8 km dari titik ledak, dia merasa seperti gempa, terasa getarannya," kata Fitrah kepada BBC Indonesia.

Sumber: BBC Indonesia