Selasa, 04 Agustus 2020 22:32
Foto: DPA.
Editor : Nur Hidayat Said

RAKYATKU.COM - Kementerian Pertahanan Jerman resmi membubarkan sebuah unit Pasukan Khusus" href="https://rakyatku.com/tag/komando-pasukan-khusus">Komando Pasukan Khusus (KSK), Sabtu (25/7/2020), waktu setempat. Itu menyusul berbagai laporan bahwa unit itu terpapar ideologi kanan-jauh dan neo-Nazi.

 

Langkah itu menunjukkan betapa dalamnya ekstremisme sayap-kanan dalam militer Jerman. Demikian kata sebagian pakar.

"Pengumuman itu pada dasarnya merupakan pengakuan untuk pertam kalinya bahwa bukan hanya ada kasus individu di mana tentara muncul sebagai ekstremis sayap-kanan, tapi ada juga jaringan ekstremis sayap-kanan dalam Angkatan Bersenjata Federal Jerman," kata Fabian Virchow, seorang profesor pada Universitas Ilmu Terapan Dusseldorf dan direktur Unit Riset urusan Ekstremisme Sayap Kanan.

Baca Juga : Timnas Jerman Juara Piala Dunia U-17 2023

"Ini memperlihatkan bahwa pada masa lalu, ancaman bahaya ini secara sistematis diremehkan oleh para pemimpin politik dan militer."

 

Menteri Pertahanan Jerman, Annegret Kramp-Karrenbauer, menyampaikan pengumuman awal pembubaran unit tersebut pada 1 Juli setelah penyeledikan atas tuduhan aktivitas sayap-kanan itu.

Kramp-Karrenbauer ketika itu mengatakan penyelidikan mengungkap KSK membangun "tembok penuh kerahasiaan" di sekitarnya dengan "budaya kepemimpinan yang tidak sehat".

Baca Juga : Berkunjug ke Jerman, Ketum PSSI Lihat Langsung Kurikulum Pembinaan Pemain Muda Eintracht Frankfurt

Kementerian pertahanan mengatakan kepada VOA dalam pernyataan bahwa pihaknya melakukan yang terbaik untuk mencegah para ekstremis sayap-kanan memasuki angkatan bersenjata Jerman, atau Bundeswehr, atau memberantasnya setelah diidentifikasi.

Pasukan KSK Jerman dibentuk untuk menjadi 1.000 personel, tetapi tidak pernah mencapai angka itu karena tes seleksi yang amat sulit.

Unit KSK adalah komando terpadu untuk pasukan khusus Angkatan Darat Jerman, yang dibentuk pada 1990-an untuk menjadi satuan setara dengan Komando Operasi Khusus Amerika Serikat, menurut Janes, sebuah perusahaan analisis pertahanan, dikutip dari CNN.

Baca Juga : Rusia Usir 20 Lebih Diplomat Jerman

Sumber: VOA Indonesia