Kamis, 23 Juli 2020 11:39
Petugas TNI dan Polri saat membangun hunian sementara (huntara) bagi para pengungsi korban bencana banjir bandang Luwu Utara.
Editor : Mulyadi Abdillah

RAKYATKU.COM, MAKASSAR - Korban banjir bandang di Luwu Utara bisa bernafas lega. Pasalnya, pembangunan hunian sementara (huntara) sudah mulai dikerjakan, Rabu (22/7/2020).

Huntara tersebut merupakan bentuk bantuan dari Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan bersama Pemerintah Kabupaten Luwu Utara serta TNI dan Polri. Semua berkolaborasi untuk bergerak mempercepat pembangunan hunian sementara (huntara) bagi para pengungsi korban bencana banjir bandang Luwu Utara.
 

Lokasinya di Panampung, Desa Radda, Kecamatan Baebunta, dan juga di Masamba. Sekaligus ini menjawab keinginan Bupati Lutra, Indah Putri Indriani agar pembangunan Huntara dipercepat.

Kepala Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Pertanahan (DPRKP2) Kabupaten Luwu Utara (Lutra), Syamsul Syair, menyebutkan, aparat TNI telah mulai membangun pondasi huntara di wilayah Panampung desa Radda kecamatan Baebunta, Luwu Utara.

Baca Juga : Penjabat Gubernur Galakkan Penanaman 2 Juta Pohon Nangka Madu di Sulsel

Kata dia, ada 400 huntara yang akan dibangun. Tidak hanya di Baebunta, tetapi juga ada di Masamba.

 

Rencananya, pembangunan huntara akan selesai atau rampung selama satu bulan. “Menurut informasi dari TNI, huntara ditargetkan selesai selama satu bulan,” ungkapnya.

Bupatu Lutra, Indah Putri Indriani berharap, huntara cepat rampung dan segera ditempati oleh korban banjir yang telah kehilangan tempat tinggal.

Baca Juga : Berperan Aktif Mendukung Program Kekayaan Intelektual, Gubernur Sulsel Terima Penghargaan dari Menkumham

“Kami ingin memastikan mereka bisa hidup layak meski ditengah pengungsian,” terangnya.

Sebelumnya, Gubernur Sulsel Prof. HM Nurdin Abdullah memberi instruksi Pemprov – Pemda membangun hunian sementara untuk masyarakat pengungsi yang terdampak bencana banjir bandang.

“Pemerintah tidak akan membiarkan rakyat di sana tidur dan hidup di bawah tenda terpal. Nanti akan muncul masalah baru, penyakit kalau mereka tetap hidup di bawah tenda,” pungkasnya usai meninjau langsung banjir Lutra.

Penulis : Yuniastika Datu