Senin, 06 Juli 2020 21:13

IDI Sambut Baik Kerja Sama Riset Eucalyptus dengan Kementan

Alief Sappewali
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo bersama Ketua PB IDI, Daeng Muhammad Faqih.
Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo bersama Ketua PB IDI, Daeng Muhammad Faqih.

Kementerian Pertanian (Kementan) menjajaki kerja sama kolaborasi dengan Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI).

RAKYATKU.COM - Kementerian Pertanian (Kementan) menjajaki kerja sama kolaborasi dengan Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI).

Mereka akan mengembangkan inovasi produk aromaterapi berbahan dasar tanaman eucalyptus. Kerja sama ini dilakukan untuk pengembangan penelitian menuju tahapan uji klinis kepada pasien yang terpapar virus.

Ketua PB IDI, Daeng Muhammad Faqih mengatakan, riset yang dilakukan akan dilakukan secara terstruktur dengan memanfaatkan bahan-bahan alami yang dimiliki oleh Indonesia. Menurut dia, bukan tidak mungkin Indonesia mampu membuat sebuah temuan yang menjadi obat virus corona.

"Kerja sama yang akan kita lakukan dari hasil riset pertama di laboratorium mudah-mudahan akan menghasilkan perkembangan yang positif pada tahap uji klinis. Untuk itu kami akan mensupport terus apa yang sudah dilakukan oleh Kementan. Saya rasa ini adalah langkah yang besar bagi bangsa kita," kata Daeng saat konferensi pers, Senin (6/7/2020).

Menurut dia, apa yang dilakukan Kementan bukan hanya mencari jalan keluar untuk virus corona saja. Namun lebih dari itu upaya ini untuk mencari persoalan masalah kesehatan lainnya dengan memanfaatkan kekayaan sumber alam yang ada di Indonesia. Terlebih saat ini negara-negara di seluruh dunia tengah berjuang dalam mencari penawar virus corona.

"Saya kira apapun akan dilakukan dalam membantu negara mengatasi berbagai permasalahan. Kementan sudah melakukan itu," katanya.

Hal senada juga disampaikan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) Kementan Fadjry Djufry. Dalam kesempatan ini Fadjry mengaku optimis bahwa inovasi yang dilakukan akan memberikan dampak dan manfaat yang besar bagi masyarakat Indonesia.

"Mudah-mudahan ini langkah awal untuk menjawab semua keraguan atas apa yang kita sudah hasilkan meski sebatas uji laboratorium dan masih perlu uji lainnya," ujar Fadjry.

Sebelumnya, Kementan sudah lebih dulu bekerjasama dengan fakultas kedokteran Universitas Hasanuddin dan fakultas kedokteran Universitas Indonesia dalam melakukan pengembangan penelitian dan riset. 

Dalam kerja sama ini Kementan berencana akan mengomersilkan produk imovasi melalui lisensor pihak swasta yang melisensi produk dari Kementan.