Sabtu, 04 Juli 2020 21:36

Sudah Mau Dikuburkan, Keluarga Rebut Jenazah Pasien Covid-19 di Jeneponto untuk Dimandikan di Rumah

Alief Sappewali
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Sudah Mau Dikuburkan, Keluarga Rebut Jenazah Pasien Covid-19 di Jeneponto untuk Dimandikan di Rumah

Insiden menegangkan terjadi di Jeneponto, Sabtu (4/7/2020). Jenazah pasien Covid-19 direbut keluarganya saat hendak dikuburkan.

RAKYATKU.COM,JENEPONTO - Insiden menegangkan terjadi di Jeneponto, Sabtu (4/7/2020). Jenazah pasien Covid-19 direbut keluarganya saat hendak dikuburkan.

Jenazah pasien berinisial S tersebut hendak dimakamkan di pekuburan umum di Kecamatan Tamalatea, Jeneponto. 

Tim Gerak Cepat (TGC) tiba di lokasi pemakaman pukul 11.00 Wita untuk melaksanakan penyemprotan disinfektan terhadap peti dan tim pengubur jenazah.

Awalnya suasana berlangsung kondusif. Tiba-tiba berubah menjadi riuh. Massa datang dan berteriak sambil meminta peti jenazah dibuka.

Saat itu di lokasi pemakaman hadir sejumlah aparat keamanan seperti Babinsa dan Bhabinkamtibmas. Juga hadir tim TGC Puskesmas Tamalatea dan aparat Kelurahan Manjangloe, Kecamatan Tamalatea serta Kepala Desa Turatea, Supandi. 

"Jenazah tiba di lokasi pemakaman pukul 12.20 bersama aparat dari Polsek Tamalatea. Tidak lama kemudian datang massa yang berteriak meminta untuk membuka peti jenazah," ujar Kabag Humas dan Protokol Pemkab Jeneponto, Mustaufiq Patta, Sabtu (4/7/2020).

Juru bicara gugus tugas Covid-19 itu menjelaskan, petugas sudah mencoba untuk melarang warga. Namun, karena jumlah keluarga lebih banyak dibandingkan petugas, akhirnya jenazah berhasil dikuasai pihak keluarga.

Keluarga membuka peti dan melihat kondisi jenazah. Beberapa di antaranya juga memaki tim pengubur jenazah. Mereka menyebut jenazah tidak diperlakukan dengan baik.

"Karena terdesak, tim pengubur jenazah mengamankan diri dari hal tak terduga. Akhirnya pihak keluarganya mengambil paksa jenazah untuk dibawa pulang ke rumah untuk dimandikan," sebut Mustaufiq.

Sementara tim pengubur jenazah menyelamatkan diri dibantu oleh aparat keamanan dari kepolisian dan babinsa setempat. 

"Mereka meninggalkan lokasi, sementara jenazah masih berada di rumah duka. Saat ini petugas keamanan dari Polres Jeneponto dan Polsek Tamalatea berada di rumah duka untuk mengamankan situasi," imbuhnya.

Salah seorang keluarga pasien yakni Kepala Desa Turatea, Supandi. Pasien itu adalah mertua sepupunya. 

"Iye, sudah termasuk keluarga karena mertuanya sepupu. Kayaknya isu-isu dari luar yang bikin ribut. Awalnya bagus sekali ji mauji disalatkan apa. Tapi tidak bisami lagi dibendung tadi. Keluarga diduga termakan isu provokator," jelas Supandi melalui sambungan telepon. 

Dia menduga keluarga termakan isu-isu dari luar. Sehingga keluarga sempat menolak untuk dimakamkan karena menganggap jenazah tidak bersih. 

Kurangnya pengetahuan keluarga terhadap protokol Covid-19 bikin tambah rumit. Mereka tidak paham bahwa jenazah korban Covid-19 sah dengan cukup ditayamumkan.

Supandi bilang, pemakaman sudah dilakukan Sabtu sore setelah sebelumnya dimandikan di rumahnya. 

"Tidak beranika juga mendekat. Saya saksikan tadi pemakamannya. Ada juga Kabag Ops Polres Jeneponto, banyak anggota dari Polres. Tetapji pakai peti tadi," tutup Supandi.