Kamis, 11 Juni 2020 23:06

Rakyat Palestina di Lembah Yordania Tak akan Berstatus Warga Negara Israel

Nur Hidayat Said
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu. (Foto: Getty Images)
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu. (Foto: Getty Images)

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengatakan orang-orang Palestina yang tinggal di Lembah Yordania akan tetap berada pada tempat.

RAKYATKU.COM - Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengatakan orang-orang Palestina yang tinggal di Lembah Yordania akan tetap berada pada tempat yang disebut "kantong permukiman". Itu setelah Israel menganeksasi wilayah itu dan tidak akan memberi mereka status kewarganegaraan Israel.

Hal itu disampaikan Benjamin Netanyahu pada Rabu (10/6/2020). Netanyahu bersumpah akan meneruskan rencananya untuk menganeksasi Lembah Yordania dan kawasan permukiman Yahudi di Tepi Barat, sesuai rencana Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, untuk kawasan Timur Tengah. Proses yang menuai kontroversi itu kemungkinan akan dimulai sedini 1 Juli.

Aneksasi Lembah Yordania dan kawasan permukiman itu akan memustahilkan upaya menciptakan negara Palestina yang berdampingan dengan Israel, yang banyak dipandang sebagai satu-satunya cara untuk menyelesaikan konflik yang telah berlangsung puluhan tahun itu.

Dalam sebuah wawancara dengan surat kabar Israel Hayom, Netanyahu mengatakan, orang-orang Palestina di Lembah Yordania, termasuk penduduk Kota Jericho, akan tetap berada di bawah pemerintahan terbatas Palestina, namun Israel memiliki kontrol keamanan sepenuhnya.

Rencana Trump akan memberi Palestina status kenegaraan yang terbatas di kantong-kantong permukiman yang berpencaran dan dikelilingi Israel, jika Palestina memenuhi serangkaian panjang persyaratan. 

Israel menyambut rencana itu, sementara Otoritas Palestina, yang memerintah sebagian kawasan di Tepi Barat, dengan marah menolaknya, dan memutuskan hubungan dengan Israel dan AS.

Netanyahu mengatakan, jika Palestina menerima semua persyaratan yang tercantum dalam rencana itu, termasuk ketentuan Israel menguasai sepenuhnya kontrol keamanan, maka "mereka akan memiliki entitas sendiri yang digambarkan Presiden Trump sebagai negara".

Otorita Palestina mengatakan, pihaknya kini tidak lagi terikat oleh kesepakatan yang ditandatangani dengan Israel dan AS, dan telah mengakhiri koordinasi keamanan dengan Israel.

Yordania, negara tetangganya yang merupakan sekutu dekat Barat dan satu dari dua negara Arab yang berdamai dengan Israel, memperingatkan kemungkinan terjadinya konflik besar jika Israel meneruskan rencana aneksasinya.

Sumber: VOA Indonesia