Senin, 08 Juni 2020 19:15

Kasihan KPM BPNT Bone, di Tengah Pandemi Covid-19 Malah Dikasih Telur Busuk

Nur Hidayat Said
Konten Redaksi Rakyatku.Com
KPM BPNT Desa Gona berbondong-bondong mengembalikan telur busuk.
KPM BPNT Desa Gona berbondong-bondong mengembalikan telur busuk.

Sudah jatuh tertimpa tangga pula. Pepatah itu kini dirasakan Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) Desa Gona, Kecamatan Kajuara.

RAKYATKU.COM, BONE - Sudah jatuh tertimpa tangga pula. Pepatah itu kini dirasakan Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) Desa Gona, Kecamatan Kajuara, Kabupaten Bone.

Pasalnya, di tengah pandemi virus corona atau Covid-19 ini, KPM BPNT Desa Gona malah mendapatkan telur busuk dari penyuplai BPNT.

Penyaluran bantuan sosial secara non tunai kepada masyarakat yang dinilai lebih efisien, tepat sasaran, tepat jumlah, tepat waktu, tepat kualitas, serta tepat administrasi tidak dirasakan oleh KPM BPNT Desa Gona.

BPNT adalah bantuan sosial pangan dalam bentuk non tunai dari pemerintah yang diberikan kepada KPM setiap bulannya. Melalui mekanisme akun elektronik yang digunakan hanya untuk membeli bahan pangan di pedagang bahan pangan/e-warong yang bekerja sama dengan bank.

Bantuan sosial non tunai diberikan dalam rangka program penanggulangan kemiskinan yang meliputi perlindungan sosial, jaminan sosial, pemberdayaan sosial, rehabilitasi sosial, dan pelayanan dasar. 

Program ini juga diharapkan dapat mempermudah masyarakat untuk menjangkau layanan keuangan formal di perbankan, sehingga mempercepat program keuangan inklusif. 

Di Desa Gona ada lebih 300 KPM BPNT harus mengembalikan telur bantuan tersebut. Hal itu dikarenakan telur yang mereka terima sudah busuk.

Informasi yang berhasil dihimpun Rakyatku.com, di Desa Gona, Senin (8/6/2020), ada sekira 80 rak berisi telur busuk yang diterima KPM BPNT.

"Ada sekira 80 rak lebih telur busuk yang diterima masyarakat dari program BPNT," ujar salah seorang warga ke Rakyatku.com, yang tidak ingin namanya dimediakan.

Sementara itu, terpisah, Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) Kajuara, Aswan yang bertugas membantu menyelenggarakan kesejahteraan sosial di tingkat kecamatan yang dikonfirmasi, mengatakan, sebenarnya lebih dari 80 rak.

Aswan mengakui, saat ini dirinya bersama Kepala Desa Gona Kecamatan Kajuara, sementara melakukan pendataan terkait telur busuk tersebut untuk diganti.

"Kami sudah koordinasi dengan kadesnya dan saat ini saya tinggal menunggu data lengkapnya berapa semua yang busuk dan akan digantikan secepatnya dari supplier," ujar Aswan.

Ia mengakui pula kalau dirinya sudah menghubungi supplier tersebut yang tinggal di Kota Parepare.  

Penyaluran telur busuk BPNT tersebut pun mendapat tanggapan dari reaksi dari Ketua Front Pembela Islam (FPI) Kabupaten Bone, Andi Zulfikar Taufik. Dia sangat menyayangkan dan menyesalkan hal itu.

"Saya sangat menyesalkan adanya bantuan yang tidak memenuhi standar, sebab sebagaimana yang ada dalam juknisnya tidak seperti itu, dan kami harap dinas terkait agar segera menindaklanjuti laporan masyarakat agar supplier segera mengganti bantuan yang layak konsumsi agar tidak menimbulkan kegaduhan ditengah masyarakat," tegas Andi Zulfikar.

"Harapan kami sebelum bantuan sampai ke masyarakat agar kiranya Dinas Sosial melakukan pengecekan kelaikan bantuan terlebih dahulu," harap Andi Zulfikar.  

Sementara itu supplier BPNT Kabupaten Bone, Lukman yang tinggal di Kota Parepare, saat dikonfirmasi malah bungkam alias tidak ada respons.

Saat ditelpon, tersambung namun tidak diangkat. Demikian pula pesan singkat WhatsApp (WA) terkirim dan dibaca karena tertera dua centang warna biru, tetapi juga tidak dibalas.

Penulis: Saenal Abidin