Minggu, 31 Mei 2020 12:03

Curhat Warga Pangkep: Terisolasi, Tak Ada Infrastruktur Jalan Sejak Indonesia Merdeka

Nur Hidayat Said
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Warga Kampung Bonti memikul barang bawaan mereka melalui medan berat. Aktivitas seperti ini hampir terlihat setiap hari.
Warga Kampung Bonti memikul barang bawaan mereka melalui medan berat. Aktivitas seperti ini hampir terlihat setiap hari.

Curhat Warga Pangkep: Terisolasi, Tak Ada Insfrastruktur Jalan Sejak Indonesia Merdeka

RAKYATKU.COM, PANGKEP - Kampung Bonto Tinggi atau dikenal dengan Kampung Bonti, salah satu daerah terpencil di Kelurahan Balocci Baru, Kecamatan Balocci, Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan. Masyarakat di sana telah sekian lama tak pernah menikmati insfrastruktur dari pemerintah.

Untuk sampai ke lokasi ini hanya bisa diakses dengan berjalan kaki atau dengan menggunakan kendaraan khusus.

Syahri, warga Bonti yang ditemui Sabtu (30/5/2020), mengatakan kondisi ini sudah berlangsung sangat lama. Sudah puluhan tahun. Belum pernah ada infrastruktur jalan bahkan sejak Indonesia merdeka pada 1945 atau 75 tahun lalu.

"Tak ada akses kendaraan ke sini, Pak. Kondisi tersulit kami alami saat musim hujan. Warga harus rela tinggal di rumah dan tidak ke mana-mana karena sangat membahayakan," jelasnya.

"Untuk akses kendaraan hanya bisa ditempuh sekitar beberapa puluh meter saja. Bila dipaksakan akan sangat berbahaya," tambah Kartia, warga lainnya. Kondisi jalan terjal, licin, mendaki, dan menjadi kesulitan warga.

Pantauan Rakyatku.com langsung di kampung terisolasi ini, seperti tidak ada upaya serius pemerintah untuk memberikan fasilitas lengkap.

Untuk mengangkut barang-barang kebutuhan warga ke lokasi ini, warga hanya bisa memikulnya langsung. Tanpa peralatan.

Kampung ini dihuni sekitar 56 kepala keluarga dan sekitar 45 rumah. Kampung ini hanya ada satu sekolah dasar, puskesmas pembantu (pustu), serta masjid.

Kesulitan lain yang dialami, yakni saat ada warga yang sedang sakit dan butuh perawatan medis di rumah sakit atau puskesmas.

Penulis: Tajuddin Mustaming