Kamis, 12 Maret 2020 19:12

Melambat Akibat Kemarau, Bantaeng Peringkat Keempat Nasional Laju Pertumbuhan Ekonomi

Nur Hidayat Said
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Bupati Bantaeng, Ilham Azikin (kanan).
Bupati Bantaeng, Ilham Azikin (kanan).

Badan Pusat Statistik (BPS) melansir laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bantaeng yang menyentuh angka 10,75 persen. Ada 17 kategori yang berperan

RAKYATKU.COM, BANTAENG - Badan Pusat Statistik (BPS) melansir laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bantaeng yang menyentuh angka 10,75 persen. Ada 17 kategori yang berperan dalam pertumbuhan ekonomi daerah yang dijuluki Butta Toa ini.

Secara umum perekonomian Kabupaten Bantaeng ditopang oleh tiga kategori. Yakni pertanian, kehutanan, dan perikanan sebesar 28,53%, kategori konstruksi sebesar 17,80%, serta kategori perdagangan besar dan eceran, repasrasi mobil dan sepeda motor sebesar 14,99%. 

Namun kategori yang berperan cukup besar dalam laju pertumbuhan tertinggi yaitu sektor industri pengolahan sebesar 68,85%, pengadaan listrik dan gas sebesar 49,60%, serta administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial sebesar 12,33%. 

Angka laju pertumbuhan ekonomi ini meningkat menjadi dua digit dalam kurun waktu satu tahun di kepemimpinan Bupati dan Wakil Bupati Bantaeng, Ilham Azikin-Sahabuddin. 

Tahun 2017 mencapai 7,32 persen. Tahun 2018, 8,07 persen dan tahun 2019 angkanya melonjak menjadi 10,75 persen. 

Posisi ini membuat Bantaeng menjadi daerah urutan pertama di Sulsel mengenai tingkat laju pertumbuhan ekonomi. Secara nasional, Bantaeng berada di urutan keempat. Bantaeng disejajarkan dengan Morowali, Kulon Progo dan Halmahera Selatan. 

Kepala BPS Bantaeng, Arifin mengaku, bahwa ini merupakan prestasi luar biasa oleh Pemkab Bantaeng. Ditengah kondisi ekonomi di daerah melambat. Karena musim kemarau yang berkepanjangan. Mengakibatkan, di Bantaeng untuk laju pertumbuhan disektor pertanian, kehutanan dan perikanan hanya 4,54 persen.

"Secara umum, sektor-sektor pertanian dan perkebunan yang menjadi andalan semua daerah mulai terpuruk karena musim kemarau yang panjang. Tetapi, Bantaeng tetap kokoh dan bertahan melalui masa itu," kata Arifin. 

Dalam sektor industri pengolahan, kata dia, berkat adanya Kawasan Industri Bantaeng (KIBA). Yak i PT. Huadi Nickel Alloy Indonesia. Pabrik pengolahan nikel.

"Tahun 2019, PT. Huadi memproduksi 43 ribu ton nikel. Yang mendorong peningkatan perputaran ekonomi yang ada di Bantaeng," bebernya.

Kedua, disektor pengadaan listrik, Gas senilai 49,60 persen. Suplai listrik berkat adanya PLTB di Jeneponto dan Sidrap. Bahkan penggunaan listrik, naik atas konsumsi yang dibutuhkan pabrik smelter yang di kecamatan Pa'jukukang Bantaeng itu.

Bupati Bantaeng, Ilham Azikin menambahkan, laju pertumbuhan ekonomi di Bantaeng yang dilansir oleh BPS adalah sebuah prestasi yang luar biasa untuk Bantaeng. 

"Hal ini akan menjadi dasar pemerintah untuk mendorong kebijakan-kebijakan yang pro terhadap kepentingan rakyat," katanya.