Sabtu, 07 Maret 2020 19:49

Perlu Diketahui, Begini Skrining Suspect Corona di RS Bulukumba

Nur Hidayat Said
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Humas RS Bulukumba, Gumala Rubiah.
Humas RS Bulukumba, Gumala Rubiah.

Sejak virus Corona (Covid-19) mewabah di Wuhan, China, negara-negara di dunia saat ini melakukan antisipasi dini. Sejumlah cara dilakukan. Termasuk di Indonesia

RAKYATKU.COM, BULUKUMBA - Sejak virus Corona (Covid-19) mewabah di Wuhan, China, negara-negara di dunia saat ini melakukan antisipasi dini. Sejumlah cara dilakukan. Termasuk di Indonesia.

Di Rumah Sakit Umum Daerah Sulthan Dg Radja Bulukumba, Sulsel, edukasi virus Corona yang paling utama dilakukan. Kepada dokter, pasien, hingga masyarakat umum melalui media untuk penyebarluasan informasinya.

Pengalaman pada Januari lalu, RS Bulukumba pernah mendapat rujukan suspect Corona. Saat itu publik gempar. Khawatir akan terjangkit. Padahal saat itu, pasien hanya mengalami gejala awal yang sama. Hingga akhirnya dinyatakan saat itu diserang Langiritis. Masih jauh untuk dikatakan Corona.

Humas RS Bulukumba, Gumala Rubiah menyampaikan, Kamis (5/3/2020) lalu, RS Bulukumba mengumpulkan sejumlah tenaga medis hingga tingkat kecamatan, satpam, dan juga customer service.

Kata Mala, kerap dia disapa, dua dokter ahli menyampaikan edukasi. Yaitu dr. Syamsuddin sebagai manifestasi klinis dan tatalaksana Covid-19. Dan dokter, Ariani Said Culla selaku pencegah dan pengendalian Covid-19.

Kata Mala, pada pertemuan itu ditekankan bagaimana mengategorikan orang sebagai suspect (pasien dalam pengawasan) dan pasien dalam pemantauan.

"Kalau pemantauan biasa, cukup diisolasi di rumah dan dipantau surveilans pada perkembangan penyakitnya," ujarnya, Sabtu (7/3/2020).

Namun, pasien yang berkunjung perlu skrining. Yaitu deteksi dini terhadap penyakit dan menjadi fokus perhatian. Untuk kasus Covid-19 skrining melalui pertanyaan atau dalam bahasa medis Anamnese. Setelah itu, dilanjutkan dengan pemeriksaan lanjutan.

Skrining yang dilakukan oleh pihak tenaga medis mulai di tingkat Puskesmas dengan mengajukan pertanyaan ke pasien atau kerabat pasien di antaranya, apakah pasien batuk, demam, dan kesulitan bernapas.

Petugas medis juga harus mengetahui apakah pasien pernah melakukan perjalanan ke Wuhan, China, dalam 14 hari terakhir, ataukah pasien pernah melakukan kontak dengan pasien lain yang terjangkit Covid-19.

Selain itu, pasien juga ditanya apakah pernah kontak dengan hewan, unggas, ular, dan mamalia lainnya.

"Jika ada suspect, maka dimasukkan ke tuang isolasi RS. Dan dilihat dari gejala klinis sesuai dengan hasil pemeriksaan penunjang. Namun positif tidaknya pasien, tergantung hasil pemeriksaan SWAB tenggorokan yang hanya bida dilakukan oleh Litbangkes di Makassar," bebernya.

Sehingga alurnya, pasien dengan kategori dalam pengawasan harus dirujuk ke RS rujukan yang telah ditunjuk. Saat ini di Sulsel, adalah RS Wahidin Makassar.

Yang tak kalah penting, kata Mala, masyarakat tidak boleh panik, tetapi petugas yang hsarus responsif.