RAKYATKU.COM - Angkatan Udara Amerika Serikat memperbarui kebijakan terkait pakaian resmi.
Memperhatikan praktik keagamaan, personel militer diizinkan mengenakan turban atau jilbab sebagai bagian dari seragam.
Aturan baru "Gaun dan Penampilan Pribadi Personel Angkatan Udara" itu dirilis pada 7 Februari 2020.
Personel dibolehkan mengenakan seragam sesuai keyakinan agama mereka. Syaratnya, yang penting mereka tetap rapi dan konservatif.
Syarat lainnya, bahan yang digunakan untuk headwear harus menyerupai warna seragam yang ada.
Ini termasuk kamuflase dan harus dipakai dalam mode yang menghadirkan penampilan profesional dan terawat.
Penerbang kelas 1, Harpreetinder Singh Bajwa diberikan akomodasi keagamaan bersejarah oleh Angkatan Udara.
Dia dibolehkan mengenakan serban, jenggot, dan rambut yang tidak dicukur sesuai dengan keyakinan Sikh-nya.
Selain pakaian religius, anggota juga dapat meminta izin untuk memiliki jenggot dan rambut yang tidak dicukur.
Namun, jika panjang jenggot melebihi 2 inci, harus digulung atau diikat untuk memenuhi standar baru.
Dikutip dari Air Force Times, pada 2018 Staf Sersan Abdul Rahman Gaitan menjadi penerbang Muslim pertama yang menerima pengabaian jenggot karena alasan agama.
Sementara Harpreetinder Singh Bajwa menjadi orang pertama yang bertugas di Sikh yang diizinkan mengenakan serban, jenggot, dan rambut panjang pada tahun berikutnya.