Sabtu, 08 Februari 2020 16:22

Akun Medsos Milik Facebook Diretas, Ini Pesan Si Kelompok Peretas

Nur Hidayat Said
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Ilustrasi.
Ilustrasi.

Akun media sosial milik Facebook diretas dan diambil alih oleh kelompok peretas.

RAKYATKU.COM - Akun media sosial milik Facebook diretas dan diambil alih oleh kelompok peretas.

Kelompok peretas yang menamai dirinya OurMine mengunggah pesan ke akun Twitter dan Instagram resmi milik Facebook dan Messenger: "bahkan Facebook dapat diretas".

Facebook telah berhasil mengambil alih akun-akun tersebut. OurMine mengklaim serangan tersebut merupakan upaya untuk menunjukkan kerentanan keamanan di dunia maya. 

Pada Januari, kelompok ini meretas puluhan akun pribadi milik anggota National Football League Amerika Serikat.

Kelompok ini mengunggah pernyataannya di akun Twitter resmi milik Facebook. "Halo, kami OurMine. Bahkan Facebook dapat diretas, tapi setidaknya keamanan mereka lebih baik ketimbang Twitter."

Mereka juga meretas akun Instagram milik Facebook dan Messenger dan mengunggah logo OurMine.

Twitter mengonfirmasi peretasan ini dan langsung mengunci akun-akun yang diretas segera setelah mereka menyadari peretasan ini.

"Segera setelah kami menyadari masalah ini, kami mengunci akun-akun yang diretas melalui pihak ketiga dan bekerja dengan kolega kami di Facebook untuk mengambil alihnya," kata Twitter dalam pernyataan resmi.

Serangan terhadap Facebook menunjukkan pola yang sama dengan peretasan akun milik anggota NFL. Akun-akun tersebut tampaknya diakses lewat pihak ketiga, Khoros.

Khoros merupakan platform pemasaran yang dapat disewa perusahaan untuk mengelola komunikasi media sosial mereka. 

Umumnya, platform tersebut mengelola atau memilik akses ke kata kunci dan detail login klien mereka.

OurMine merupakan kelompok peretas berbasis di Dubai yang beberapa kali menyerang akun-akun perusahaan dan figur terkenal. Dulu, kelompok ini berhasil menembus akun media sosial milik pendiri Twitter, Jack Dorsey; petinggi Google Sundar Pichai; dan akun milik Netflix dan ESPN.

Kelompok tersebut mengklaim bahwa serangan ini dirancang untuk menunjukkan kelemahan keamanan. Tapi, mereka juga menyarankan pengguna untuk menggunakan layanan mereka untuk meningkatkan keamanan.

Sumber: BBC Indonesia