Jumat, 27 Desember 2019 04:00

Mau Punya Anak, Wanita di China Lebih Pilih Donor Sperma daripada Menikah

Fathul Khair Akmal
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Ilustrasi
Ilustrasi

Antusias akan donor sperma, rupanya cukup digemari para wanita asal China. Mereka ingin memiliki anak tanpa menikah. Sebagian besar wanita yang belum menikah di China, tidak dapat mengakses perawatan

RAKYATKU.COM - Antusias akan donor sperma, rupanya cukup digemari para wanita asal China. Mereka ingin memiliki anak tanpa menikah. Sebagian besar wanita yang belum menikah di China, tidak dapat mengakses perawatan kesuburan dan bank sperma di rumah.

Sebaliknya, wanita-wanita sukses yang tidak ingin menikah di China melakukan donor sperma Barat dan memilih sperma dari katalog sebelum pergi ke luar negeri untuk perawatan program hamil bayi tabung (IVF).

Melihat halaman demi halaman foto masa kecil, seorang wanita lajang yang bernama Xiaogunzhu tertarik pada gambar seorang anak laki-laki Prancis-Irlandia dengan mata biru gelap yang tersenyum.

Dia sedang menelusuri katalog donor sperma potensial, wanita berusia 39 tahun ini adalah salah satu dari meningkatnya jumlah wanita lajang kaya di Tiongkok yang ingin memiliki anak dan tidak mencari seorang suami.

Wanita yang belum menikah di China sebagian besar dilarang mengakses bank sperma dan perawatan program hamil bayi tabung (IVF) memaksa mereka untuk mencari opsi di luar negeri. Pilihan bank sperma yang dia cari jatuh di situs web bank sperma California. Xiaogunzhu terbang ke Amerika Serikat untuk memulai perawatan pertamanya.

"Ada banyak wanita yang tidak akan menikah, jadi mereka mungkin tidak memenuhi misi biologis mendasar ini," kata Xiaogunzhu, dikutip dari okezone.com. 

Bayinya, sekarang berusia sembilan bulan diberi nama Oscar terinspirasi dari tokoh dalam komik tentang Revolusi Prancis .

Tingkat perkawinan di China telah menurun selama lima tahun terakhir. Tahun lalu, hanya 720 dari 1.000 orang yang menikah, menurut statistik resmi. Wanita yang berpendidikan tinggi menghadapi diskriminasi ketika mencari pasangan dijelaskan sosiolog Sandy To karena pasangan pria mereka kesulitan menerima prestasi atau minder dalam hal pendidikan yang dimiliki pasangannya.

Banyak yang merasa bahwa berjuang untuk menemukan atau tidak menginginkan pasangan seharusnya tidak menghalangi mereka dari menjadi seorang ibu.

Xiaogunzhu percaya tidak perlu ada peran seorang ayah. Ayahnya sendiri sering marah sehingga meredupkan pandangannya tentang keluarga. "Mengapa semua orang berpikir bahwa anak-anak akan bertanya ”'Mengapa saya tidak punya ayah’?" Katanya.

Analis memperkirakan bahwa total pasar di China untuk layanan kesuburan akan mencapai USD 1,5 miliar pada tahun 2022 lebih dari dua kali lipat nilainya dari tahun 2016. Permintaan layanan di luar negeri untuk warga negara Tiongkok juga meningkat pesat.

Bank sperma dan sel telur Denmark Cryos International telah membuat situs web Tiongkok dan menambah staf berbahasa China. Bank sperma Amerika dan Eropa mengatakan bahwa mereka memiliki banyak klien dari China. Namun, perjalanan itu tidak murah dan tidak mudah.

Departemen kesehatan nasional China menetapkan bahwa tujuan bank sperma adalah untuk mengobati infertilitas atau tidak subur dan mencegah penyakit genetik. Dalam praktiknya, melarang wanita yang belum menikah menggunakannya.

Biaya melahirkan anak melalui bank sperma asing mulai dari 200.000 yuan (USD 28.500). Perempuan harus melakukan beberapa perjalanan ke luar negeri untuk prosedur medis karena hukum Tiongkok melarang impor sperma manusia. Perempuan juga menghadapi diskriminasi dalam budaya China, memiliki anak dari hasil perkawinan masih dianggap penting.

Donor sperma harus tetap anonim di Cina, tetapi bank sperma internasional menawarkan detail wanita seperti warna rambut, foto masa kecil, dan latar belakang etnis.

"Jika Anda memilih untuk menggunakan donor sperma, sperma pada dasarnya adalah komoditas," kata Carrie, seorang ibu tunggal berusia 35 tahun yang tinggal di China barat daya yang juga meminta anonimitas. Carrie mengatakan, bank sperma internasional lebih canggih daripada bank China dan mampu memenuhi permintaan konsumen.

Peter Reeslev, kepala eksekutif Cryos International, mengatakan dengan memberikan pilihan ekstra, perempuan China cenderung memilih donor Kaukasia. Reeslev mengatakan salah satu alasan yang mungkin adalah bahwa bank sperma di luar China memiliki lebih sedikit donor China - Cryos hanya memiliki sembilan donor dari 900 yang mengidentifikasi sebagai keturunan etnis Tiongkok.

Bank sperma AS California Cryobank memiliki 70 donor dari 500 yang tersedia diidentifikasi sebagai orang China. Namun, para ahli mengatakan terlepas dari ketersediaan donor China atau China-Amerika wanita masih memilih untuk memiliki anak campuran ras.

"Pada dasarnya, donor sperma yang dipilih kebanyakan dari pria berkulit putih," kata Xi Hao, koordinator klinis di Beijing yang membantu pelanggan China mengakses klinik kesuburan di California.

Zhan Yingying, salah satu pendiri organisasi Diversity Family, mengatakan jarang dia bertemu dengan seorang ibu yang memilih donor sperma etnis China. Ciri-ciri seperti kelopak mata ganda dan kulit pucat sering dinilai sesuai dengan standar kecantikan Tiongkok.

"Sebelum memilih donor sperma, saya tidak pernah mempertimbangkan ras tertentu," desak Carrie, tetapi setelah melihat katalog dia menyadari bahwa dia memiliki preferensi untuk ciri-ciri fisik orang asing dan sekarang memiliki dua anak setengah Denmark.

Untuk bayi Oscar, Xiaogunzhu mengatakan kepribadian adalah faktor utama dalam keputusannya karena pendonornya terdaftar penuh sukacita.

"Saya pribadi tidak peduli dengan warna kulit," katanya. Xiaogunzhu hanya peduli bahwa matanya besar dan wajahnya tampan.