Sabtu, 21 Desember 2019 14:13

PGRI Sulsel Teken MoU dengan FKIP Unismuh, 30 Guru Dilatih Mengenal Hoaks

Ibnu Kasir Amahoru
Konten Redaksi Rakyatku.Com
PGRI Sulsel Teken MoU dengan FKIP Unismuh, 30 Guru Dilatih Mengenal Hoaks

PGRI Susel bersama Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah Makassar sepakat jalin kerja sama.

RAKYATKU.COM, MAKASSAR - Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Provinsi Sulawesi Selatan, bersama Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah Makassar sepakat jalin kerja sama.

Kerjasama itu dibuktikan dengan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU). Nota Kesepahaman tersebut mencakup kerja sama dalam bidang pengembangan, dan penguatan sumber daya manusia (SDM). 

Pihak FKIP Unismuh, menyambut baik kerja sama tersebut. Namun, sebelum penandatangan kerja sama itu dilakukan, pihaknya melakukan pelatihan kepada guru-guru dari berbagai instansi.

"Para guru diikutkan pelatihan penulisan serta pelaksanaan kegiatan bersama, yang mendukung penyebaran pengetahuan bebas akses untuk masyarakat umum," kata Dekan FKIP Unismuh, Erwin Akib, Sabtu (21/12/2019).

Guru-guru yang mengikuti pelatihan itu sebanyak 30 peserta. Yang berasal dari guru-guru Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Agama Kota Makassar dan Kabupaten Gowa, dan Widyaiswara dari Balai Diklat Keagamaan Makassar terpilih untuk mengikuti kegiatan pelatihan tentang Wikipedia.

Pelatihan itu digelar di Balai Pendidikan dan Pelatihan Keagamaan Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan, yang digelar selama tiga hari, sejak 18 Desember 2019 lalu.

"Para peserta dibekali pengetahuan tentang bagaimana cara Wikipedia bekerja, mengolah sumber rujukan menjadi tulisan yang enak dibaca, literasi digital, serta kemampuan dalam bidang pencarian data dan mengenal hoaks," tambah Erwin.

Ketua Umum Wikimedia Indonesia, Biyanto Rebin mengatakan, kerja sama ini merupakan gerbang pertama untuk menjangkau pembebasan pengetahuan di wilayah timur Indonesia. 

PGRI Provinsi Sulawesi Selatan yang berpusat di Kota Makassar, serta FKIP Universitas Muhammadiyah Makassar merupakan mitra penting untuk bisa mencapai tujuan tersebut.

"Sebab kedua instansi mempunyai basis kuat dan seiring sejalan, untuk bersama-sama membebaskan akses pengetahuan untuk masyarakat umum," kata Biyanto.