Jumat, 20 Desember 2019 00:30

Diduga Stres Akibat Tugas Sekolah, Gadis Ini Tak Ingat Kedua Orangtuanya

Fathul Khair Akmal
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Ilustrasi
Ilustrasi

Rafaela Domingos (17) tiba-tiba hilang ingatan. Dia dilarikan ke rumah sakit. Di sana, dia tidak mengenali kedua orangtuanya. Namun itu cuma beberapa jam saja.

RAKYATKU,COM - Rafaela Domingos (17) tiba-tiba hilang ingatan. Dia dilarikan ke rumah sakit. Di sana, dia tidak mengenali kedua orangtuanya. Namun itu cuma beberapa jam saja.

Tetapi, ingatan Rafaela kembali hilang, dan tidak mengenali kedua orangtuanya ketika bangun tidur esok harinya. Sehingga ia pun kembali di bawa ke rumah sakit.

Tim medis mengira, kondisi yang dialami Rafaela Domingos, karena stres akibat pekerjaan rumah atau tugas sekolahnya.

"Itu bagaikan mimpi buruk bagi setiap orangtua. Karena dia tidak bisa mengingat saya dan ayahnya sendiri. Ada ketakutan kalau dia kehilangan ingatan rasanya seperti kami kehilangan dia," kata Florbela, ibu Rafaela.

Florbela mengatakan, tingkah laku anaknya, belakangan memang sedikit aneh. Salah satunya berjalan sambil tidur.

Tak hanya itu, kedua orangtuanya juga sering melihat Rafaela melamun dan kejang. Tetapi, Rafaela mengalami kejang paling parah di sekolahnya tersebut.

Karena ingatan Rafaela terkadang hilang dan kembali lagi, dokter lantas menduga ada sesuatu yang lebih serius. Akhirnya, dokter terus melakukan pemeriksaan terhadap penyebab hilangnya ingatan Rafaela.

Dilansir dari suara.com, setelah melakukan sejumlah pemeriksaan, dokter akhirnya mendiagnosis Rafaela menderita ensefalitis atau pembengakakan otak berat.

Tetapi, dokter belum mengetahui penyebab Rafaela menderita pembengkakan otak. Karena penyakitnya itu Rafaela membutuhkan perawatan katatonik yang merupakan perubahan plasma keseluruhan.

"Awalnya dia menjalani pengobatan anti-inflamasi dan mendapat tusukan lumbar. Tetapi, pengobatan itu tidak berhasil dan penyebab penyakitnya sendiri belum diketahui," ujar sang ibu.

Setelah menjalani pengobatan dan radioterapi, Rafaela mulai bisa menggerakkan lengannya. Bahkan dia bisa kembali tersenyum meski ingatannya belum kembali.

Sejak pertama kali didiagnosis, Rafaela sudah menjalani perawatan di rumah sakit selama 2 bulan dan harus minum obat 26 tablet sehari. Rafaela pun perlahan kembali hidup dan ia sangat bersyukur penyakitnya didiagnosis sejak masih awal.