Sabtu, 14 Desember 2019 12:34

Pilkada Bulukumba 2020, Forhati Ingin Isu Gender Jadi Perhatian Para Kandidat

Ibnu Kasir Amahoru
Konten Redaksi Rakyatku.Com
 Syahruni Aryanti.
Syahruni Aryanti.

Pilkada Bulukumba pada hampir semua daerah di Sulsel didominasi dengan kaum Adam yang menjadi bakal calon. Hanya ada beberapa daerah, yang politis perempuannya yang bertekad maju pada Pilkada serentak

RAKYATKU COM, BULUKUMBA - Pilkada Bulukumba pada hampir semua daerah di Sulsel didominasi dengan kaum Adam yang menjadi bakal calon. Hanya ada beberapa daerah, yang politis perempuannya yang bertekad maju pada Pilkada serentak ini.

Keikutsertaan kaum hawa, hanya  5 banding 1, dan itu hanya ada di beberapa kabupaten Saja. Salah satunya di Bulukumba, sejauh ini hanya ada dua bakal calon perempuan yang menyatakan dirinya maju.

Padahal keterlibatan perempuan dalam pergolakan politik seperti pada pencalonan Pemilu, wajib 30 persen. Itu karena ada undang-undang yang mengharuskannya. Di Pilkada, nyaris tak terdengar perjuangan-perjuangan itu datang dari kaum lemah lembut namun tangguh itu.

Namun di luar dari pandangan tersebut, siapapun kandidat yang akan bertarung nantinya, perlu memperjuangkan hak-hak perempuan. Atau lebih dikenal dengan kesetaraan gender.

Ketua MD Forhati Bulukumba, Syahruni Aryanti mengaku, visi misi dan program yang diusung bakal calon kepala dan wakil kepala daerah ini, meski menyemat kata perempuan atau wanita. Ia mencontohkan, peningkatan pemberdayaan perempuan, pemenuhan hak dan perlindungan perempuan, memperluas ruang bagi wanita.

Hanya saja dewasa ini, perspektif gender kata Aryanti, belum menjadi bagian integral dari visi, misi, dan program para calon.

"Hal ini dapat dilihat misalnya dari visi, misi, program yang bersifat umum, seperti memperluas ruang bagi wanita tanpa menjabarkanya lebih lanjut dalam turunan program yang bisa dilaksanakan," Ujarnya.

Hal ini kata Aryanti,  menunjukkan bahwa isu perempuan bersifat 'name-dropping' atau hanya disematkan begitu saja dalam visi, misi, dan program yang diusung dengan mengabaikan substansinya.

"Pencomotan perspektif ini akan menjauhkan dari substansi kepentingan perempuan yang semestinya tergambar dalam visi, misi, dan program," Kata Aryanti.

Aryanti mrndorong, visi, misi, dan program tentang perempuan, seharusnya memuat pemahaman yang baik atas persoalan kompleks dari berbagai isu yang dihadapi kaum wanita. Sehingga dapat benar-benar menjawab kebutuhan serta mampu merespons tantangan yang khas dihadapi perempuan.

"Figur yang forhati inginkan adalah yang mampu meningkatkan kesejahteraan dan kemandirian perempuan  dengan program yang lebih spesifik lagi," Ujarnya.

Aryanti mencontohkan, kandidat  harus mampu menciptakan kemudahan berwirausaha bagi perempuan, menurunkan angka kekerasan terhadap perempuan, menurunkan angka kematian ibu dan anak, pemberdayaan ibu rumah tangga, pembagian susu gratis bagi ibu dan anak, serta rekrutmen berbasis kesetaraan gender di birokrasi.