Sabtu, 30 November 2019 20:15

Dialog Bareng Mahasiswa UIT, JaDI Sulsel Bahas Politik Itu Keren

Andi Chaerul Fadli
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Dialog Bareng Mahasiswa UIT, JaDI Sulsel Bahas Politik Itu Keren

Jaringan Demokrasi Indonesia (JaDI) Sulsel menggelar dialog bersama mahasiswa di Aula Kampus 1 Universitas Indonesia Timur (UIT), Sabtu (30/11/2019).

RAKYATKU.COM, MAKASSAR - Jaringan Demokrasi Indonesia (JaDI) Sulsel menggelar dialog bersama mahasiswa di Aula Kampus 1 Universitas Indonesia Timur (UIT), Sabtu (30/11/2019).

Dengan tema yakni "Politik Itu Keren", dialog ini dipandu Arief Budiman sebagai moderator.

Adapun pembicara dalam dialog ini, di antaranya Ketua KPU Sulsel Faisal Amir, Anggota Bawaslu Sulsel Asriadi, pengurus PKB Sulsel Haikal, Dosen Ilmu Pemerintahan Fisipol UIT Azhar Aljurida, dan Sekretaris Presidium JaDI Sulsel Attahiria Nas.

Wakil Rektor IV UIT, Zulkarnain Hamson membuka kegiatan secara resmi. Ia pun berharap, dialog ini bisa bermanfaat bagi para mahasiswa.

"Dengan dialog bersama mahasiswa ini, kami harap para narasumber dari KPU, Bawaslu, Partai Politik dan JaDI bisa memberikan kajian-kajian bahwa politik itu keren," kata dia.

Ketua KPU Sulsel, Faisal Amir  menyampaikan, bahwa politik harus dipandang dengan paradigma yang keren.  Dimomentum ini, dijadikan pesta untuk memilih wakil rakyat maupun Kepala daerah/Negara.

Olehnya itu, kata dia, diperlukan peran generasi muda seperti dari kaum mahasiswa untuk ikut terlibat dalam politik yang berintegritas.

"Semua warga negara punya hak memilih. Memilih itu adalah hak. Datang memilih di TPS itu kewajiban," tegasnya.

Asriadi memaparkan, "politik merupakan cara yang digunakan seseorang atau sekelompok orang untuk mencapai suatu tujuan," ujarnya.

 Saat ini, kata dia, ada dua macam model politisi yakni positif dan negatif. Dirinya pun mengajak agar hadir untuk memperbaiki sistem politik yang buruk. "Untuk menjadi politisi dibutuhkan 3 hal, yakni kecerdasan, keberanian  (membuat cara berpikir yang baik) serta berintegritas (kejujuran)," sebutnya.

 Azhar Aljurida menyampaikan, dimasa tradisi Yunani Kuno, ada kebiasaan masyarakat senang membicarakan sesuatu tentang kemaslahatan bersama dengan cara mereka berkumpul dan melakukan tukar pikiran.

"Politik itu berbicara gagasan yang ditawarkan ke masyarakat untuk memecahkan masalah publik," ungkapnya.

Salah satu yang merusak tatanan sistem demokrasi di Indonesia, kata dia, bahwa adanya ketidakjujuran dalam politik. Ia pun berharap, para mahasiswa bisa berkomitmen bahwa agar lebih meningkatkan partisipasi politik sebgai warga negara.

 Attahiria Nas menambahkan, bahwa JaDI hadir memasuki kampus-kampus untuk kembali membangun kepercayaan mahasiswa tentang politik.

 "Indikator politik keren yakni ada transparansi, akuntabilitas (pertanggungjawaban), ada koordinasi serta partisipasi," pungkasnya.

Ia berharap, mahasiswa mengambil peran didalamnya kerja-kerja politik, minimal sebagai penyelenggara.

Dalam dialog ini dihadiri oleh Dekan FISIP UIT, Nani Harlinda, Ketua Presidium JaDI Sulsel, Mardiana Rusli serta para dosen dan mahasiswa UIT.