Sabtu, 30 November 2019 16:05

Sebelum Diserang Kelompok Bertopeng, Mahasiswa Jeneponto Ini Demo Tolak Arena Motokros

Alief Sappewali
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Sebelum Diserang Kelompok Bertopeng, Mahasiswa Jeneponto Ini Demo Tolak Arena Motokros

Yudistira beberapa kali memegang kepalanya. Masih terasa sakit. Jumat sore (29/11/2019) dia digebuk sekelompok pria bertopeng.

RAKYATKU.COM,JENEPONTO - Yudistira beberapa kali memegang kepalanya. Masih terasa sakit. Jumat sore (29/11/2019) dia digebuk sekelompok pria bertopeng.

Pada pukul 17.00 itu, Yudistira sedang mengaso di Cafe 88 bersama seorang rekannya. Kafe itu berlokasi di Jalan Lingkar, Kelurahan Empoang, Kecamatan Binamu, Jeneponto.

Yudistira istirahat sejenak usai unjuk rasa ke kantor bupati Jeneponto. Dia memprotes arena motokros yang terlalu dekat dengan RSUD Lanto Daeng Pasewang. Alasannya, bisa mengganggu pasien.

Protes serupa sebelumnya disampaikan Fraksi PAN DPRD Jeneponto. Kepada bupati dalam rapat paripurna, mereka meminta arena motokros dipindahkan.

Namun, Bupati Jeneponto, Iksan Iskandar bertahan. Dia bilang, arena motokros itu justru menghibur. Terutama bagi keluarga atau penjaga pasien. Pernyataan bupati itu yang memancing reaksi mahasiswa.

"Kami sangat berharap polisi mengungkap aktor di balik terjadinya tindak pidana penganiayaan. Kami yakin  pengeroyokan ini sudah disusun skenarionya," kata Yudistira.

Sebelumnya, Yudistira menjadi korban penganiyaan di Cafe 88. Tiba-tiba sekelompok pria bertopeng masuk. Pelaku menggertak korban. 

"Berapa uang yang kamu mau?" tanya salah seorang di antaranya dengan suara tinggi.

Kasat Reskrim Polres Jeneponto, AKP Boby Rahman menjelaskan, korban mengalami sakit pada bagian kepala.

"Korban tidak kenal pelaku. Dari keterangan korban, pelaku memakai topeng atau penutup wajah. Motifnya masih dalam penyelidikan," sebutnya.

Yudistira menjelaskan, saat itu dirinya sedang bersama rekannya, Dedi. Dia memperkirakan penyerang berjumlah sekitar 30 orang.