Minggu, 24 November 2019 13:16

Ahok Jadi Komisaris Utama Pertamina adalah Bencana, Erick Thohir Mundur Saja

Nur Hidayat Said
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

Penunjukan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok sebagai komisaris utama Pertamina dinilai sebagai bencana.

RAKYATKU.COM - Penunjukan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok sebagai komisaris utama Pertamina dinilai sebagai bencana. Pandangan itu datang dari Direktur Eksekutif Indonesian Resources Studies (IRESS), Marwan Batubara.

"Ya bencana aja bagi bangsa Indonesia. Artinya, kita jadi korban kebijakan dari pemerintahan yang saya anggap tersandera oleh berbagai kasus dan juga mungkin tekanan," kata Marwan pada dikutip pada Minggu (24/11/2019).

Marwan berujar, sebelum penetapan Ahok sebagai komisaris utama Pertamina itu disahkan dalam RUPS, mestinya Presiden Jokowi bisa segera membatalkan rencana ini.

"Dan kita juga minta Pak Erick Thohir itu supaya menjaga integritas, bahwa dia selama ini orang yang dihormati. Tapi kalau dia terpaksa melakukan atau menjalankan perintah ini, saya berharap mending dia mundur saja," ujar Marwan.

Marwan menilai Ahok sama sekali bukan sosok yang qualified untuk diangkat sebagai komisaris utama Pertamina. 

Itu karena, nantinya hal itu dinilai akan memiliki dampak yang cukup serius, terutama bagi kredibilitas Pertamina di mata dunia bisnis internasional.

"Karena yang diangkat ini memang tidak qualified. Terlalu banyak hal-hal yang sebetulnya kita sebagai bangsa itu di sisi internasional akan dilihat bagaimana ini, kok bisa mengangkat orang seperti itu?" kata Marwan.

Dia pun mencontohkan, apabila Ahok tetap dipaksakan untuk mendapuk jabatan tersebut, maka tak menutup kemungkinan akan mengikis tingkat kepercayaan publik internasional, terutama saat Pertamina hendak mengeluarkan bond.

"Misalnya dari sisi investasi, kalau ada perusahaan strategis dan perusahaan ini menerbitkan bond secara rutin dan perlu pertanggungjawaban kepada investor dari luar negeri misalnya. Kalau yang diangkat orang yang seperti itu, tingkat kepercayaannya jadi turun," kata Marwan.

"Nanti hal itu bisa berdampak ke perusahaan BUMN yang lain, atau bahkan perusahaan swasta yang ada di Indonesia," ujarnya.

Sumber: Viva