Minggu, 24 November 2019 08:33

Korban KDRT Minta Layanan Darurat dengan Berpura-pura Memesan Pizza, Percakapannya Kreatif

Nur Hidayat Said
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Ilustrasi.
Ilustrasi.

Di tengah situasi kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), seorang perempuan berhasil menelpon 911. Itu dilakukannya tanpa disadari pelaku.

RAKYATKU.COM - Di tengah situasi kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), seorang perempuan berhasil menelpon 911. Itu dilakukannya tanpa disadari pelaku. Dia berpura-pura menelepon dengan memesan pizza.

Petugas 911 di Kota Oregon, Ohio, Amerika Serikat (AS) memuji pemikiran cepat si penelepon, yang berujung pada penangkapan pelaku kekerasan.

Perempuan yang tidak disebutkan namanya itu mengatakan kepada media, ibunya diserang pada saat itu.

Taktik pura-pura memesan pizza saat memanggil layanan darurat telah menjadi rahasia khalayak umum selama bertahun-tahun. Namun, apa yang tejadi baru-baru ini adalah bukti strategi ini benar-benar manjur.

Para pejabat sebelumnya telah memperingatkan, strategi ini tidak dijamin berhasil. Itu karena operator tidak dilatih untuk mengenali pesanan pizza sebagai permintaan bantuan yang tulus.

Operator yang menjawab panggilan itu, Tim Teneyck, mengatakan kepada stasiun berita lokal 13 ABC, dia awalnya mengira perempuan itu telah menekan nomor telepon salah.

Namun, ketika dia bersikeras dia menelpon orang yang tepat, petugas itu menyadari apa yang terjadi. Si petugas juga telah melihat skenario serupa dibagikan di media sosial.

"Anda melihatnya di Facebook, tetapi itu bukan sesuatu yang pernah dilatih untuk siapa pun," kata Teneyck.

"Penerima telepon lain yang saya ajak bicara tidak akan menggubrisnya. Mereka mengatakan kepada saya tidak akan menggubris ini."

Apa yang dikatakan si penelpon?

Berikut transkrip percakapan.

Teneyck: Oregon 911

Penelepon: Saya ingin memesan pizza di [alamat dihapus].

Teneyck: Anda menelpon 911 untuk memesan pizza?

Penelepon: Eh, ya. Apartemen [dihapus].

Teneyck: Ini nomor yang salah untuk memesan pizza....

Caller: Tidak, tidak, tidak. Anda tidak mengerti.

Teneyck: Saya mengerti sekarang.

Kemudian, dalam telepon itu, perempuan itu menemukan cara-cara kreatif untuk menjawab ya atau tidak. Pertanyaan Teneyck tentang seberapa besar bahaya yang dia dan ibunya alami, dan layanan apa yang mereka butuhkan.

Teneyck: Apa orang itu masih ada di sana?

Caller: Iya, saya ingin pizza besar.

Teneyck: Baiklah. Bagaimana dengan keperluan medis? Anda butuh alat-alat medis?

Caller: Tidak. Dengan pepperoni.

Sumber: BBC Indonesia