Kamis, 21 November 2019 20:35

Ditarget Rampung 2020, Pemerintah Anggarkan Rp400 Miliar untuk Bendungan Karraloe

Fathul Khair Akmal
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Bendungan Karraloe (Foto: Dok Kementerian PUPR)
Bendungan Karraloe (Foto: Dok Kementerian PUPR)

Balai Besar Wilayah Sungai Pompengan Jeneberang (BBWS-PJ) mendapat alokasi anggaran  yang diperoleh dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) sekitar Rp942 miliar.

RAKYATKU.COM, MAKASSAR - Balai Besar Wilayah Sungai Pompengan Jeneberang (BBWS-PJ) mendapat alokasi anggaran  yang diperoleh dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) sekitar Rp942 miliar.

Dari alokasi anggaran tersebut, Kepala Satuan Kerja Bendungan, BBWS Pompengan Jeneberang Alexander Nandar, menyebutkan paling banyak sekitar Rp400 miliar untuk bendungan Karraloe.

"Anggaran tersebut diperuntukkan untuk beberapa kegiatan seperti pembangunan embung, kemudian ada juga untuk bendungan. Bendungan Pammukulu, ada juga buat Jenelata dan Karraloe, paling besar itu sekitar Rp400 miliar karena ini harus rampung tahun 2020," kata Nandar. 

Ia menambahkan, di tahun depan pihaknya juga akan kembali mengurus soal sertifikasi pengisian sebelum dimanfaatkan.

 "Tahun depan bendungan karraloe sendiri sudah harus rampung, saat ini progressnya sekitar 90 an persen," ujarnya

Nandar menyebutkan, untuk proyek karraloe  inikan ada dua kontrak. Yang pertama selesai tahun ini, sedangkan untuk paket ke 2 ditargetkan rampung pada Juli mendatang, " kami harapkan  di bulan itu selesainya sehingga proses sertifikasi pengisian setelah itu, Juli atau September, "terangnya

Bendungan Karraloe sendiri ditargetkan rampung awal 2020. Bendungan ini memiliki luas genangan 145 ha dengan kapasitas tampung sebesar 40,5 juta m3. bendungan ini akan memiliki beberapa manfaat seperti mengairi 7 ribu ha, air baku 440 liter per detik, dan potensi listrik 3-5 MW. 

Sementara itu terkait progres, Bendungan Jenelata. Nandar mengatakan akan mulai dilelang, dan saat ini sudah masuk dalam proses sertifikasi desain di Komisi Keamanan Bendungan. 

"Jadi ada tiga sertifikat untuk membangun bendungan yang harus melalui komisi keamanan bendungan dan itu memang di sana timnya. Mereka ini ahli bendungan," ujarnya 

Nandar menjelaskan, proses sertifikasi ada tiga, yaitu  saat desain ada sertifikat desain, kedua pada saat mau diisi ada namanya sertifikat pengisian dan yang ketiga nanti ada sertifikat operasi atau izin operasi, "nanti setelah sertifikat 
baru bisa dioperasikan dalam artian memberi air ke irigasi kemudian memberi air ke energi untuk listrik, kalau ada jadi itu sebenarnya baru boleh diaplikasikan setelah ada sertifikasi operasi," terangnya 

Jadi, menurut Nandar pembangunan akan mulai dilakukan setelah sertifikasi desain telah keluar.

Bendungan Jenelata diproyeksikan memiliki volume 224,72 juta m3 yang dirancang untuk mengairi lahan irigasi seluas 23.240 ha, mereduksi banjir hingga 475 m3 per detik, sumber air baku 3,12 m3 per detik, dan berpotensi menghasilkan listrik sebesar 10,9 MW.