RAKYATKU.COM - Minggu (17/11/2019). Kira-kira pukul 07.05 pagi. Cuaca Kota Daeng, begitu cerah.
Di lokasi Car Free Day (CFD), Jalan Boulevard, Panakkukang, Kota Makassar, ratusan warga berolah raga. Tiba-tiba, perhatian warga tertuju kepada salah seorang sosok yang sudah begitu akrab. Sosok itu ikut berbaur. Menyapa. Menyalami. Bahkan, dengan sigap berswafoto dengan siapa saja yang memintanya.
Sosok itu adalah Syahrul Yasin Limpo. Komandan--demikian SYL, Gubernur Sulsel dua periode akrab disapa--kini menjabat sebagai Menteri Pertanian RI. Adakah yang berubah?
Ternyata, tidak. SYL tetap berbaur dengan masyarakat. Tanpa sekat. SYL malah terlihat begitu menikmati suasana olah raga jalan santai itu bersama warga.
Saat olah raga ringan itu, SYL tak sendiri. Komandan ditemani beberapa pejabat teras dari Kementan. Juga tim senior. Termasuk, sejumlah kerabat. SYL mengelilingi tiga kali putaran area CFD.
Karakter SYL yang tanpa sekat dengan warga, pun menjadi berkah bagi sekelompok warga. Mentan SYL bahkan beberapa kali di daulat untuk mampir di sejumlah stand yang melalukan sosialisasi.
Salah satu di antaranya, di lokasi Senam Sehat Diabetes, yang juga memperingati Hari Diabetes Dunia. SYL didaulat membuka acara itu. Pun disambut gembira oleh warga.
Usai melakukan jogging, Komandan mampir di Cafe Lakopi. Selanjutnya, SYL menggelar acara internal keluarga.
Magis Jabat Tangan
Ciri khas SYL yang begitu terbuka dan ikhlas menyambut tangan warga, begitu membekas. Seorang mahasiswi UNM, Dea Ananda Pratiwi mengungkapkan hal itu.
Dea yang mahasiswi Jurusan Seni Tari ini, sempat salaman dengan Sang Komandan. " Baru pertama ketemu. Saya salami. Pak SYL begitu akrab. Seperti sudah lama kenal. Padahal, beliau menteri," katanya, seakan tak percaya. "Saya sempat jalan sebentar di sampingnya. Langsung akrab. Sudah seperti orangtua sendiri," tambahnya.
Magis jabat tangan SYL, memang bukan lagi rahasia umum. SYL pernah berpesan; "Jabatlah tangan sebanyak-banyaknya. Karena, di tangan-tangan itu, ada rezekimu." Kalimat ini, mungkin perlu menjadi renungan. Terurama kepada para pejabat. Terkhusus, pilitisi. (*)
Laporan: Agus Sumantri