Kamis, 14 November 2019 19:52

Pelayan Warung Remang-Remang di Maros: "Saya Kasih Bayar 180 Ribu karena Pak Desa Lama di Kamar"

Nur Hidayat Said
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Screenshoot potongan video.
Screenshoot potongan video.

Kisruh warung remang-remang berkedok warung kopi di Kabupaten Maros masuk gedung dewan. Komisi III DPRD Maros.

RAKYATKU.COM, MAROS - Kisruh warung remang-remang berkedok warung kopi di Kabupaten Maros masuk gedung dewan. Komisi III DPRD Maros menggelar rapat dengar pendapat, Kamis (14/11/2019). Meneruskan keluhan warga serta untuk membahas dugaan adanya 'backing'. 

Yang menarik, di sela rapat, perwakilan warga hendak memutar sebuah video. Tayangan yang berisi pengakuan seorang perempuan yang diketahui sebagai salah satu 'pelayan' di warung remang-remang di Desa Labuaja, Kecamatan Cenrana itu.

"Itu salah satu hasil pengumpulan bahan yang kami lakukan. Kami ingin fokus kepada siapa di balik beroperasinya warung ini," ujar Syamsul Bahri, Sekjen LP3HAM, lembaga yang mendapat surat kuasa perwakilan warga untuk mengadvokasi aduan ini. 

Namun, Ketua Komisi III DPRD Maros, Haeriah Rahman, yang jadi pimpinan rapat mengusul agar video tak diputar di depan umum. "Saya sudah lihat. Yang negatif begitu sebaiknya dilihat di ponsel masing-masing saja," ujarnya. 

Awak media pun melihat video tersebut. Di situ, seorang perempuan mengklaim pernah melayani oknum kepala desa setempat.

"Satu kali ji. Saya kasih bayar 180 ribu (rupiah) karena lama sekali di kamar," kata perempuan yang diduga masih "di bawah umur" itu.

Kepala Desa Labuaja, Asdar, yang dikonfirmasi menampik kepala desa yang dimaksud dalam video itu adalah dirinya. "Siapa yang bisa membuktikan bahwa saya pernah ke warung itu melakukan apa dituduhkan. Kalau itu terbukti bahwa saya pernah dilayani seperti itu, 
buktikan saja," katanya.

RDP tersebut dihadiri juga Kapolsek Camba, AKP Haedar; Plt Camat Cenrana, Andi Pallawagau; Plt Kasatpol PP, Husair Tompo.

Husair menyayangkan tumbuhnya kembali warung remang-remang di Maros. "Makanya kami seriusi ini. Anggota kami sedang melakukan penyidikan," ujarnya.

Sedangkan Haeriah yang juga politikus PAN berkali-kali menyebut bahwa semuanya makin terang. "Sudah jelas warung ini bermasalah. Masa iya warkop ada kamar-kamar yang disekat dan ratusan botol miras. Kami minta tidak ada lagi begini di Maros setelah ini," tegasnya.

"Pak Desa jangan cuma tunggu laporan. Soal aturan, kalau tidak tahu ya belajar. Baca Perda dan lainnya," ucap Haeriah. 

Warung remang-remang ini sempat viral. Berawal dari unggahan seorang warga di Facebook, bahwa di desanya berdiri sebuah tempat yang diduga jadi sarang prostitusi. 

Sang warga sempat mengaku mendapat tekanan dari oknum pemerintah setempat makanya memilih datang ke gedung dewan meminta perlindungan.