Kamis, 14 November 2019 14:47

Serahkan DIPA 2020, Jokowi: Ini Perintah, Belanja Secepatnya

Nur Hidayat Said
Konten Redaksi Rakyatku.Com

Penyerahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) oleh Presiden RI, Joko Widodo (kanan), kepada Gubernur Sulsel, Nurdin Abdullah, di Istana Negara, Jakarta, Kamis (14/11/2019).
Penyerahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) oleh Presiden RI, Joko Widodo (kanan), kepada Gubernur Sulsel, Nurdin Abdullah, di Istana Negara, Jakarta, Kamis (14/11/2019).

Penyerahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) oleh Presiden RI Joko Widodo (kanan) kepada Gubernur Sulsel, Nurdin Abdullah, di Istana Negara, Jakarta.

RAKYATKU.COM, MAKASSAR - Presiden RI, Joko Widodo, menyerahkan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) sebesar Rp909 miliar untuk kementerian dan lembaga, dan Rp556 triliun untuk transfer daerah. DIPA ini diserahkan Jokowi di Istana Negara, Jakarta, Kamis (14/11/2019).

"Penyerahan ini saya ingin melihat ada perubahan cara bergerak kita, mindset kita, pola-pola lama yang harus kita tinggalkan. Mulai secepat-cepatnya belanja, terutama belanja modal bagi DIPA yang sudah diserahkan," kata Jokowi dalam sambutannya.

Kata Jokowi, Kementerian Keuangan pernah menyampaikan, ketidakpastian ekonomi global, perlambatan pertumbuhan ekonomi, memang menghantui semua negara. Sehingga diharapkan fiskal, belanja APBN bisa memacu pertumbuhan ekonomi sejak awal.

"Oleh sebab itu, segera setelah ini lelang pelaksanaan Januari sudah dilaksanakan. Jangan nunggu-nunggu. Ini perintah. Belanja secepat-cepatnya," tambah Jokowi.

"Kita harapkan jangan sampai terjadi yang saya sampaikan, bulan November masih ada Rp31 triliun dalam proses e-tendering konstruksi. Oleh sebab itu, mulailah sejak Januari tahun depan ini penggunaan belanja APBN itu," tambah Jokowi.

Jokowi juga meminta kepada seluruh menteri, lembaga, gubernur, bupati/wali kota agar tidak hanya realisasi belanja yang habis. Namun, harus mendapat barang dan manfaatnya kepada rakyat.

"Yang dulu itu bangga kalau realisasinya 99% atau 100%. Tapi rakyat merasakan atau tidak dari belanja-belanja itu?" ujarnya.

"Sekarang yang paling penting adalah, kita melihat barangnya dan kualitas bagus. Melihat programnya berjalan dengan kualitas bagus dan murah, rakyat merasakan. Itu yang paling esensi di situ," pungkasnya.