Rabu, 06 November 2019 08:31

Misteri Pria Dicor di Lantai Musala, dari Hubungan Terlarang hingga Rebutan Warisan

Mays
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Tulang belulang Surono ditemukan di bawah lantai musala rumahnya.
Tulang belulang Surono ditemukan di bawah lantai musala rumahnya.

Lantai sebuah musala berukuran 3 x 1,5 meter di dapur rumah Surono di Dusun Juroju, Desa Sumbersalak, Kecamatan Ledokombo, Jember, dihancurkan. Di antara puing-puing tegel dan semen, ditemukan kain sa

RAKYATKU.COM, JEMBER -- Lantai sebuah musala berukuran 3 x 1,5 meter di dapur rumah Surono di Dusun Juroju, Desa Sumbersalak, Kecamatan Ledokombo, Jember, dihancurkan. Di antara puing-puing tegel dan semen, ditemukan kain sarung. Juga ada tulang belulang manusia. Aroma busuk juga menyengat hidung para penggali. Juga warga yang ramai menonton.

Dicurigai, tulang belulang itu milik Surono, sang pemilik rumah. Kepala Dusun Juroju, Edi bilang, Surono menghilang sejak Mei 2019. Setelah diidentifikasi tim DVI Polda Jatim, dipastikan itu jasad Surono. 

Siapa pembunuhnya?

Busoni (istri Surono), menuduh Bahar (putra Surono) lah pembunuhnya. Sementara Bahar balik menuduh ibunya sebagai pembunuh ayahnya.

Ibu anak itu akhirnya ditahan. Polisi mengembangkan dua duugaan motif untuk mengungkap kasus tersebut.

Kapolres Jember AKBP Alfian Nurrizal menyebutkan, Busani, istri Surono diketahui telah menikah siri dengan seorang pria berinisial J.

Apakah Busani sudah mengetahui kematian Surono yang jasadnya terkubur di dalam rumah sebelum menikah dengan J? Ini yang masih dikembangkan polisi.

"Ada dua kemungkinan motif pembunuhan ini, yakni asmara dan warisan. Dua motif itu berdasarkan hasil pemeriksaan sementara dari sejumlah saksi," ujar Alfian.

Dugaan motif asmara dilatarbelakangi istri Surono, Busani yang sudah menikah siri dengan selingkuhannya, J.

Polisi masih mendalami apakah Busani tahu jika Surono telah meninggal, kemudian menikah siri dengan J.

Sedangkan motif warisan dilatarbelakangi andai yang membunuh adalah anak Surono, Bahar karena istri Surono menuduh anaknya sendiri Bahar yang membunuh ayahnya.

"Ini yang masih kami dalami. Terutama keterangan istri korban, Ibu B. Keterangan dia berubah-ubah," tegas Alfian.

"Belum ada penetapan tersangka karena masih kami dalami. Kami akan meminta keterangan dua orang saksi untuk mengerucutkan kasus ini, mencari pelaku pembunuhan," kata Alfian seperti dilansir dari Tribunnews.

Sebelumnya, Bahar, anak Surono, pertama kali membuka kasus itu. Dia menceritakan perihal dugaan dikuburnya sang ayah kepada Kepala Dusun Juroju, Edi.

Dari penuturan Bahar, ibunya menyebutkan jika yang membunuh sang ayah adalah selingkuhannya, J. Saat itu, Surono memergoki Busani dan J tengah berbuat mesum di dalam rumah.

Tetapi polisi tidak bisa percaya begitu saja.

"Jangan terburu-buru (dengan cerita tersebut), kami sedangkan lakukan penyelidikan. Apakah memang ceritanya seperti itu, atau ada yang membalikkan fakta. Nanti kalau sudah terungkap, pasti akan kami sampaikan," tegas Alfian.

Korban Pembunuhan

Sebelumnya, polisi memastikan jasad yang dicor di bawah keramik musala di Dusun Juroju Desa Sumbersalak Kecamatan Ledokombo, Jember adalah jasad Surono (51), pemilik rumah lokasi dia dikubur.

Surono meninggal dunia karena dibunuh seseorang. Kapolres Jember AKBP Alfian Nurrizal menuturkan, usai penggalian kubur, tim DVI Polda Jatim melakukan autopsi. Autopsi selesai sore hari.

"Bisa dipastikan jasad adalah jasad Surono. Dan meninggalnya akibat pembunuhan," ujar Alfian.

Polisi memastikan jasad itu Surono dari pakaian dan sarung yang ditemukan di dalam kubur, serta tinggi jenasah itu. Polisi menyebut, Surono korban pembunuhan dari sejumlah petunjuk.

Petunjuk itu antara lain, polisi menemukan linggis bernoda darah di bawah jenazah Surono.

"Linggis itu ditemukan tepat di bawah jenazah. Masih ada noda darahnya," lanjutnya.

Linggis itu berukuran panjang sekitar 65 centimeter, dan lebar sekitar 4 centimeter. Selain linggis, polisi juga menemukan sebilah pisau.

Pisau itu juga berada di liang kubur, namun agak jauh dari jasad Surono.

Setelah polisi menyatakan proses penyidikan jenazah cukup, polisi membolehkan keluarga menguburkan Surono secara layak. Surono kemudian dimakamkan di TPU Dusun Juroju.

"Langsung dimakamkan setelah proses dari kami selesai," imbuh Alfian.